Jakarta -
Stasiun Gambir yang selama ini dikenal sebagai tempat pemberhentian bagi kereta api (Ka) jarak jauh akan berubah fungsi dan akan hanya melayani pemberhentian KRL commuter Jabodetabek dan Ka khusus seperti pariwisata dan kepresidenan.
Peran Stasiun Gambir akan digantikan oleh Stasiun Manggarai yang dipilih Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan sebagai hub atau central statition di DKI Jakarta. Dengan begitu, Ka jarak jauh akan berhenti di sana.
Dengan menjadi hub, Stasiun Manggarai nantinya akan terintegrasi dengan Halte Transjakarta yang disambungkan oleh skybridge. Stasiun Manggarai dipulih menjadi pusat karena telah menjadi titik temu bagi moda transportasi berbasis rel, yaitu KRL commutet Jabodetabek dan Ka bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk simak ulasan lengkapnya Stasiun Manggarai menjadi central station di sini:
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenarkan bahwa Stasiun Gambir nantinya tidak lagi melayani pemberhentian kereta api (KA) jarak jauh. Peran Stasiun Gambir nantinya digantikan oleh Stasiun Manggarai yang menjadi pusat stasiun (central station) di Jakarta.
Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Ditjen Kemenhub), Supandi mengatakan implementasi hal tersebut direncanakan pada akhir 2021.
"Kalau rencana 2021, mungkin akhir tahun," kata Supandi saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Supandi menceritakan, implementasi Stasiun Manggarai menjadi pusat atau hub stasiun juga menunggu penyelesaian pengembangan pembangunan yang saat ini masih berjalan. Pada tahun 2021, diharapkan juga pembangunan tersebut sudah rampung.
Sampai saat ini, proses pengembangan pembangunan Stasiun Manggarai masih dihadapi oleh pembebasan lahan dan jam kerja yang setiap hari hanya bisa dilakukan selama empat jam sehari.
Meski demikian, Supandi menegaskan bahwa nantinya Stasiun Manggarai akan melayani pemberhentian setiap kereta jarak jauh yang selama ini dilayani oleh Stasiun Gambir.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merencanakan Stasiun Manggarai menjadi hub alias central station yang melayani pemberhentian berbagai moda transportasi berbasis rel.
Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi mengatakan moda transportasi berbasis rel yang akan dilayani adalah KRL commuter Jabodetabek, kereta api (KA) bandara, hingga KA jarak jauh.
"Manggarai nanti ada commuter line, ada KA Jarak jauh (main line) yang selama ini berhenti di Gambir, dan KA bandara," kata Supandi saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Supandi menjelaskan Stasiun Manggarai akan terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti bus TransJakarta. Bahkan, akan dibangun jembatan khusus bagi masyarakat untuk menuju halte bus tersebut.
"Integrasinya nanti dengan bus TransJakarta di depan Pasaraya Manggarai, akan dibangun skybridge langsung ke Stasiun Manggarai sebelah barat," ujar dia.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan bahwa Stasiun Manggarai akan menjadi hub atau central station di DKI Jakarta. Nantinya, Stasiun Manggarai melayani pemberhentian untuk kereta api (KA) jarak jauh, Ka bandara, dan KRL commuter Jabodetabek.
Lalu, apakah nantinya setiap kereta yang masuk ke Stasiun Manggarai akan antre?
Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi mengatakan setiap moda transportasi berbasis rel yang masuk Stasiun Manggarai tidak lagi antre.
"Konsep di Manggarai, line-line tadi sudah terpisah, Bekasi line, Bogor line, main line, KA bandara sudah punya jalur sendiri di Stasiun Manggarai, sehingga mengurangi adanya antrean KA yang masuk," kata Supandi saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Supandi menjelaskan, Stasiun Manggarai saat ini tengah dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas angkutan KA di Jakarta yang semakin padat.
Peningkatan kapasitas di Stasiun Manggarai juga masuk dalam program pembangunan double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang, sehingga setiap line KA memiliki jalur sendiri.
Halaman Selanjutnya
Halaman