"Pembiayaan pembangunan ruas tol ini murni dikeluarkan dari pihak swasta dan tidak menggunakan anggaran dari pemerintah. Ruas tol Harbour II merupakan satu-satunya jalan tol yang murni dibiayai oleh swasta," katanya.
Jusuf menambahkan, skema pembiayaan konstruksi proyek ini juga dilakukan dengan menggunakan model turnkey project, yaitu pendanaan konstruksi bersumber dari kontraktor dan dibayarkan secara bertahap berdasarkan progres pengerjaan.
Jalan Tol Harbour Road II merupakan akses sambungan dari Jalan Tol Dalam Kota yang menjadi akses pendukung menuju wilayah Tanjung Priok yang juga merupakan bagian dari jaringan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jalan tol ini ditargetkan selesai konstruksinya secara keseluruhan pada Tahun 2022 mendatang.
Nantinya tol ini akan punya dua Interchange, yaitu Interchange Ancol Timur dan Interchange Pluit, serta memiliki jumlah lajur 2 x 3 lajur dengan model struktur bangunan elevated (Box Girder dan Double Decker).
Setelah terbangunnya jalan tol ini, pergerakan arus lalu lintas dari timur ke utara hingga ke barat diharapkan semakin lancar, sehingga dapat mengurangi kemacetan dan akses langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, setelah jalan ini beroperasi diharapkan meningkatkan daya saing kawasan industri di Indonesia baik secara regional dan internasional.
Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Harbour Road II sendiri akan menggunakan teknologi yang berasal dari salah satu karya terbaik anak bangsa, yaitu teknologi Sosrobahu. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melaksanakan pembangunan jalan tol Harbour Road II dengan menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Girder Indonesia sebagai kontraktor pelaksana. (eds/fdl)