Nantinya, Kemenhub sebagai instansi pemerintah yang mengeluarkan sertifikasi untuk masinis yang akan mengoperasikan Kereta Cepat JKT-BDG akan menimba ilmu ke Eropa dan juga China. Pasalnya, Kereta Cepat di Indonesia ini merupakan hal baru di Indonesia.
"Kemenhub ini fungsinya sebagai pengawas yang juga akan memberikan sertifikasi dan juga sebagai pengawas untuk mensertifikasi kan mesti belajar. Jadi nanti saya akan tugaskan tim dari Ditjen Perkeretaapian untuk belajar baik di China maupun negara-negara Eropa," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Gedung Karsa Kemenhub, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menugaskan kepada Pak Sekjen untuk menugaskan tenaga-tenaga profesional untuk mengawal kegiatan KCIC ini dan bersama-sama belajar dan meneliti apa yang dilakukan. Pasti kita akan belajar banyak tentang satu kegiatan yang baru ini dan pembelajaran itu penting, Karena kita ingin bahwa level of service dan level of safety yang diberikan oleh kereta cepat ini harus excellent," terang Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menuturkan, ia akan mengirim pihaknya ke China, khususnya masinis yang akan mengoperasikan Kereta Cepat tersebut sehingga dapat memperoleh surat izin mengoperasikan kereta cepat. Chandra mengungkapkan, pelatihan masinis ini membutuhkan waktu satu tahun.
"Nanti kita akan kerja sama dengan (perusahaan seperti) KAI di China. Sekarang kita sedang kerja sama untuk manajemennya dulu, manajemen pengelolaan. Setelah itu baru yang detailnya tadi. Pelatihan masinis itu bisa setahun, itu di sana (China), kerja sama itu," jelas Chandra.
Dengan memperoleh ilmu dan surat izin mengoperasikan kereta cepat, Chandra berharap masinis KCIC akan sepenuhnya diisi oleh orang Indonesia.
"Harapan kita itu ya, kuncinya harus punya surat izin itu," pungkas Chandra.
(hns/hns)