Jalur KA Warisan Belanda di Rengasdengklok Mau Dihidupkan

Jalur KA Warisan Belanda di Rengasdengklok Mau Dihidupkan

Luthfiana Awaluddin - detikFinance
Kamis, 31 Okt 2019 20:41 WIB
Ilustrasi rel kereta mati/Foto: Dok. PT KAI
Karawang - PT KAI menyatakan siap jika jalur kereta peninggalan Belanda di Karawang diaktifkan kembali. Tercatat ada puluhan kilometer rel mati warisan Belanda di Karawang utara.

"Rencananya, semua rel peninggalan Belanda di seluruh pulau Jawa bakal diaktifkan kembali. Prinsipnya selaku operator kami siap menjalankannya," kata Sofyan Hasan, Deputy Executive Vice President KAI Daerah Operasional 1 Jakarta Bidang Teknis dan Operasional usai meninjau gerbong kesehatan di Stasiun Karawang, Kamis (31/10/2019).

Di Karawang, kata Sofyan Pemerintah Kolonial Belanda pernah membuat jalur kereta yang menghubungkan pusat kota Karawang dengan sejumlah wilayah sentra pangan seperti Rengasdengklok, Wadas, Cilamaya hingga Cikampek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rel mati tersebut, kata Sofyan saat ini telah menjadi aset PT KAI. Namun rel tersebut telah tergerus zaman. "Aset kita (PT KAI) dari Karawang ke Rengasdengklok juga ada. Kalau tidak salah panjangnya sekitar tiga puluh kilometer," ungkap Sofyan.


Namun sebelum diaktifkan kembali, kata Sofyan, pemerintah bakal melakukan riset dan penelitian. Riset kata Sofyan meliputi perkembangan masyarakat, termasuk minat, animo hingga kelayakan ekonomi. "Dilihat juga keadaan masyarakat di sana," katanya.

"Intinya, kalau pemerintah menyiapkan jalan trek, kita jalan. Pemerintah aktifkan kembali, kereta api kita jalankan," Sofyan kembali menegaskan.

Namun, menghidupkan kembali jalur rel mati tersebut terkendala oleh bangunan yang berdiri di atas rel. "Banyak lahan kita yang memang dipakai masyarakat. Mereka bayar sewa. Bayarnya ke bagian penjagaan aset," kata Sofyan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun sejumlah jalur kereta yang cukup panjang di Karawang.


Pada 1909, pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun jalur karena kecil di Cilamaya- Cikampek sejauh 28 kilometer. Ada pula jalur Karawang-Wadas sejauh 16 kilometer. Pada 1920, jalur itu terhubung oleh rel sepanjang 15 kilometer.

Pada masa itu, kereta menjadi transportasi massal yang efektif digunakan warga hingga petani Karawang. Pemerintah Kolonial Belanda sengaja membuat rel untuk menghubungkan daerah sentra produksi padi ke pusat kota Karawang.

Rengasdengklok di utara Karawang pada masa itu merupakan salah satu sentra penghasil padi. Melalui Rengasdengklok pula, padi dari sejumlah sawah di utara Karawang disebar hingga ke pusat kota Karawang.

Pada 2017, Kementerian Perhubungan menggulirkan wacana mengaktifkan kembali seluruh rel kereta api peninggalan Belanda di Pulau Jawa dan Madura yang telah mati.

Total panjang rel mati di Pulau Jawa dan Madura mencapai 1600 kilometer lebih. Jalur-jalur rel mati tersebut bisa diaktifkan kembali seluruhnya pada 2030.


(hns/hns)

Hide Ads