Bandung Punya Terowongan Anti Banjir

Bandung Punya Terowongan Anti Banjir

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 30 Jan 2020 09:25 WIB
Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Nanjung di Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). Terowongan ini diharapkan bisa mengurangi banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Bandung.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Presiden Joko Widodo telah meresmikan terowongan Nanjung yang terletak di Margaasih, Bandung, Jawa Barat.

Terowongan ini disebut bisa mengurangi dampak di Bandung yang menjadi langganan banjir seperti Dayeuhkolot dan Baleendah.

Berapa besar penurunan dampak banjir dengan adanya terowongan ini? Berikut berita selengkapnya:

Diresmikan Jokowi

Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan pengoperasian terowongan yang terletak di kawasan Margaasih ini.

"Dengan mengucap bismillah dan dengan memohon kepada Tuhan yang Maha Esa, saya resmikan terowongan Nanjung pagi ini," kata Jokowi di proyek Terowongan Nanjung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).

Dalam sambutannya Jokowi mengungkapkan, terowongan ini diharapkan bisa menjadi sistem pengendali banjir di hulu sungai.

Dia menjelaskan ada pekerjaan rumah yang besar untuk normalisasi di hulu sungai. Karena itu pemerintah membangun Embung Gedebage, kolam retensi, sodetan Cisangkuy, dan terowongan Nanjung. Diharapkan setelah 2020, banjir yang dulunya terjadi di cekungan Bandung ini tak lagi terjadi.

"Sudah disampaikan oleh pak Gubernur jika tahun ini genangan banjirnya menurun drastis dari 490 hektar menjadi 80 hektar dan yang terdampak dulunya 159.000 menjadi 77.000 turun drastis," jelas dia.

Dalam acara peresmian ini turut hadir Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Walikota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan proyek terowongan Nanjung merupakan bagian dari pengendalian banjir sungai Citarum bagian hulu.

Pasalnya, di bagian hulu kerap kali terjadi banjir di wilayah Dayeuh Kolot, Bojong Soang sampai Baleendah.

"Kenapa terjadi banjir, karena ada yang namanya curug Jompong, jadi sungainya ada lengkungan sehingga airnya tertahan. Karena ada curug Jompong makanya saya desain terowongan ini," kata Basuki.

Dia menjelaskan, sebelum ada terowongan ini jika debit Sungai Citarum mencapai 300 maka wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya akan tergenang.

Kemudian di bagian atas juga dibangun embung Cienteng seluas 5 hektar yang berada tepat di pinggir sungai Citarum. "Jadi air parkir di situ dulu, kalau sudah penuh kita pompa, debit. airnya besar makanya kita sodet ke sini," imbuh dia.

Basuki menjelaskan sepanjang tahun ini ditargetkan ada 7 kolam yang akan dibangun dalam proyek pengendalian banjir.

"Kalau sudah selesai Cienteng, Cisangkuy maka kita akan fokus ke muara Citarum di Muara Gembong sampai Karawang yang akan dibangun bendungan di sungai Cibeet," jelas dia.

ADVERTISEMENT


Potensi Banjir Berkurang

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan dengan beroperasinya terowongan tersebut bisa meminimalisir banjir yang terjadi di Bandung, Jawa Barat.

Dalam sambutan peresmian, pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan luas wilayah yang terdampak banjir tahun ini berkurang.

"Pertama atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya wilayah cekungan Bandung, kami haturkan terima kasih atas kinerja Kementerian PUPR terkait arahan pak Presiden untuk Citarum," kata dia di Terowongan Nanjung, Rabu (29/1/2020).

Dia menjelaskan dengan beroperasinya terowongan ini wilayah terdampak berkurang signifikan. Emil menyebut terowongan Nanjung ini baru seperempat kekuatan untuk menangkal banjir.

Karena itu saat ini juga sedang dikerjakan sodetan Cisangkuy yang diharapkan bisa selesai pada Oktober 2020. Kemudian pembangunan danau retensi yang dilengkapi danau Cieunteunh dan Gedebage.

"Insyaallah kalau ketiganya lancar akhir tahun ini, lengkaplah kekuatan curug Jompong (Terowongan Nanjung) ini," jelas dia.

Menurut dia, dengan adanya fasilitas antibanjir ini diharapkan bencana banjir tak akan terulang kembali di tahun-tahun berikutnya.

"Tahun depan cerita-cerita banjir insyaallah nihil, kita tidak boleh takabur dan harus ikhtiar serta berdoa agar apa yang dilaksanakan bisa sesuai," jelas dia.

Menurut dia, jika proyek pengendalian di hulu ini maka bisa dilanjutkan proyek normalisasi di hilir.


Hide Ads