Proyek LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) masih terus dikebut pengerjaannya. Mega proyek yang menghabiskan dana Rp 20 triliun ini telah dikerjakan sejak September 2015.
Mengutip data Adhi Karya, per akhir tahun lalu progres proyek ini tercatat 67,9% secara keseluruhan. Dari semua jalur lintasan utamanya, lintasan Cawang-Dukuh Atas menjadi yang paling kecil progresnya karena dibangun paling belakangan dari lintasan lainnya.
Pada akhir 2019 lalu, lintasan Cawang-Dukuh Atas telah menyentuh progres pengerjaan 60%. Pada jalur ini, pengerjaan di sepanjang jalan H R Rasuna Said menuju Dukuh Atas menjadi yang paling terakhir dikerjakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengintip progres terkini pengerjaan lintasan tersebut, detikcom menyambangi langsung lokasi pengerjaan, Jumat (21/2/2020). Pantauan detikcom di lokasi, sudah terpasang sejumlah tiang beton atau pier yang menjadi pondasi jalur kereta ringan tersebut.
![]() |
Baca juga: Mundur! LRT Jabodebek Kelar Desember 2021 |
Di lokasi juga terlihat banyak alat berat namun tidak ada satu pun yang beroperasi. Hal itu dikarenakan penggunaan alat berat baru bisa dilakukan pada malam hari.
Beberapa pekerja juga terlihat ada yang bekerja mulai dari mengecat beton pondasi, ada pula yang tengah merakit stager untuk memulai mengecor pondasi, serta ada juga yang membangun dan memasang penyangga stasiun.
![]() |
Memasuki Jalan HOS. Djokroaminoto terlihat progres pembangunan masih dalam tahap pembangunan rangka tiang.
Sedangkan pembangunan beton-beton pondasi LRT di sepanjang jalan Rasuna Said telah terpasang kokoh semua yang mana sebagiannya telah dipasangi penyangga stasiun. Bahkan ada stasiun yang sudah mulai terbangun wujudnya.
Koridor ini terbagi menjadi enam bagian yang terbentang dari halte Transjakarta Setiabudi AINI hingga Transjakarta Kuningan Timur dengan panjang 10,5 kilometer (km).
![]() |
Untuk diketahui, pembangunan prasarana dan sarana LRT Jabodebek mencakup tiga lingkup pekerjaan. Di antaranya adalah pekerjaan jalur, pekerjaan stasiun, depo dan OCC, serta pekerjaan fasilitas operasi dan trackwork. Dari ketiga lingkup pekerjaan ini, total biaya proyek LRT Jabodebek mencapai Rp 20,752 triliun atau sebesar Rp 467,08 miliar/km.
Khusus pembangunan jalur LRT Jabodebek sepanjang 44,3 km sendiri mencapai Rp 10,48 triliun, atau sekitar Rp 235,88 miliar/km. Angka tersebut meliputi pekerjaan struktur elevated dan longspan.
(eds/eds)