Budi Karya mengatakan, seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pelabuhan ini akan melayani kebutuhan jalur logistik dari industri otomotif di Jawa Barat.
"Kita harapkan ini akan kita mulai pada bulan Desember adalah kita akan lakukan ekspor otomotif. Kita tahu bahwa di daerah Bekasi dan Karawang banyak sekali industri otomotif," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelabuhan Patimban ini harapannya tidak menjadi pesaing bagi Pelabuhan Tanjung Priok, melainkan bisa saling mengisi. Nantinya diharapkan industri yang berada di kawasan Bekasi Timur dan Karawang bisa melalui Pelabuhan Patimban, sedangkan untuk industri yang berada di Bekasi Barat dan Tangerang tetap melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara Airlangga Hartarto menjelaskan, saat diluncurkan akhir tahun ini kapasitas Pelabuhan Patimban bisa menampung 7,5 juta TEUS peti kemas. Namun jika sudah dibangun secara menyeluruh pada 2023 kapasitasnya bisa mencapai lebih dari 14 juta TEUS.
"Sehingga yang bisa menjadi potensi awal itu adalah otomotif, di mana otomotif itu sekarang sentranya ada di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Ekspor itu targetnya kita akan tingkatkan terus," terangnya.
Airlangga menjelaskan untuk produksi otomotif di Indonesia diperkirakan bisa meningkat hingga 2 juta unit per tahun di tahun 2025. Dari angka itu pemerintah percaya sekitar 30-40% bisa didorong untuk ekspor.
"Kalau sekarang sekitar 20%. Kalau 40% dari 2 juta itu kan bisa mencapai sekitar 700-800 ribu. Sedangkan ekspor pada hari ini melalui pelabuhan Tanjung Priok sekitar 200.000 kendaraan. Sehingga dengan demikian arahan Presiden ini ada sinerginya. Ada Hyundai sedang investasi. Kapasitas Hyundai 50% untuk ekspor, sehingga tentu sangat tepat waktu pelabuhan," terangnya.
(das/ara)