Operasi moda transportasi LRT Jabodebek mundur dari target. Operasinya mundur menuju pertengahan 2022, padahal sebelumnya ditargetkan bisa digunakan akhir 2021.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson mengungkapkan biang kerok yang membuat operasional LRT Jabodebek mundur dari target. Apa saja? Ini 3 fakta pentingnya.
1. Pembebasan Lahan Lambat
Entus mengatakan faktor utama molornya operasi LRT Jabodebek adalah pembebasan lahan yang lambat, salah satunya terjadi pada lahan proyek di kawasan Dukuh Atas. Tepatnya pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan salah satu jembatan bentang panjang alias longspan lintasan LRT Jabodebek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang, dibandingkan rencana awal ada kemunduran akibat pembebasan tanah dan penetapan lokasi, di lokasi ini nih (Dukuh Atas)," ujar Entus dalam peresmian pengecoran longspan Dukuh Atas yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (11/11/2020).
2. Molor ke 2022
Sebelumnya, Direktur Operasi 2 Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyatakan proyek LRT Jabodebek diperkirakan mundur ke Juni 2022 dari target awal Desember 2021.
Dia menjelaskan mundurnya penyelesaian proyek LRT Jabodebek dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 dan molornya pembebasan lahan untuk depo.
"Commercial operating date diharapkan bulan Juni tahun 2022. Ini adalah update terakhir dari pekerjaan LRT," kata Pundjung di Kantor Pusat Adhi Karya, Jakarta Selatan, Kamis (4/6/2020).
3. Pengerjaan Jalan Terus
Hari ini Adhi Karya baru saja menyelesaikan pengerjaan longspan LRT Jabodebek di kawasan Dukuh Atas, yang ditandai dengan melakukan pengecoran terakhir. Dengan begitu, seluruh lintasan atas pada LRT Jabodebek di tahap I telah tersambung.
Tahap I sendiri terdiri dari tiga lintas pelayanan, lintas pelayanan I Cawang-Cibubur, lintas pelayanan II Cawang-Dukuh Atas, dan lintas pelayanan III Cawang-Bekasi Timur.
"Alhamdulillah seluruh pekerjaan konkret di atas untuk LRT Jabodebek tahap I sudah kita selesaikan," ujar Entus.
(ara/ara)