Balada Tol Trans Sumatera: Sepi, Rawan Begal dan Truk Ugal-ugalan

Balada Tol Trans Sumatera: Sepi, Rawan Begal dan Truk Ugal-ugalan

Tim detikcom - detikFinance
Jumat, 27 Nov 2020 10:00 WIB
Pembangunan Tol Trans Sumatera terus berjalan. Tol ini dibangun dari Lampung hingga Aceh.
Foto: Dok. PT Hutama Karya (Persero)

Terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit juga ikut angkat suara. Ia menjelaskan bahwa penetapan tarif diatur sesuai ketentuan PP No.15/2005 tentang Jalan Tol.

"Tarif tol dihitung dengan mempertimbangkan kemampuan bayar pengguna jalan tol, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11/20).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun jika dalam penyelenggaraan jalan tol ternyata masyarakat kurang tertarik, maka sudah menjadi tanggung jawab operator atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Operator Tol Trans Sumatera adalah Hutama Karya.

"Risiko traffic ada pada BUJT tapi kita mendorong daerah untuk bisa menjadikan investasi jalan tol sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan lalu lintas," beber Danang Parikesit.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto buka-bukaan mengenai kondisi Tol Trans Sumatera. Ia menjelaskan bahwa banyak tantangan dalam operasional tol pada masa-masa awal saat ini.

"Yang pertama, adanya truk-truk yang besar, istilahnya adalah ODOL, over dimension over load. Ini merusak jalan tol dan juga mengancam keselamatan pengguna tol. Karena keberadaannya ini tidak standar dengan desain jalan tol ini," ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/20).

Selain itu, dia mengakui bahwa sampai saat ini traffic tol masih rendah, hal ini berdampak pada sejumlah persoalan lain.

"Dengan trafik yang rendah ini mengundang kejahatan. Oleh karena itu kami menyediakan patroli tiap saat, sehingga para pengguna tol ini akan aman dari gangguan keamanan di sekitar tol," kata mantan bos PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ini.



Simak Video "Segera Hadir Penghubung Jalan Baru di Aceh"
[Gambas:Video 20detik]

(pl/pl)

Hide Ads