PT Hutama Karya mengaku sudah memiliki beberapa strategi untuk mengantisipasi potensi aksi kejahatan seperti perampokan hingga begal di jalan tol Trans Sumatera (JTTS). Jalan tol Trans Sumatera dianggap rawan karena lalu lintasnya masih sepi.
Executive Vice President Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan salah satu upaya antisipasi potensi aksi kejahatan di jalan tol Trans Sumatera dengan melakukan patroli keamanan selama 24 jam non stop.
"Sejauh ini dalam mengantisipasi adanya kejahatan yang terjadi di Jalan tol Trans Sumatera, manajemen berusaha memberikan pengamanan yang ketat di jalan tol yang kami kelola," kata Fauzan saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fauzan mengatakan, Hutama Karya menyediakan sekitar ratusan petugas pelayanan pengamanan siaga selama 24 jam. Setidaknya, Hutama Karya menyediakan 435 petugas layanan keamanan siaga.
Selain itu, dikatakan Fauzan, Hutama Karya juga berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat khususnya di zona merah.
"Meskipun saat ini beberapa wilayah JTTS termasuk dalam kategori zona merah, namun dengan patroli pengamanan jalan tol dan koordinasi yang intensif dengan pihak kepolisian maka akan mampu memberikan rasa aman dan apabila terjadi kejahatan akan dengan secara cepat ditindaklanjuti, sehingga dapat memberikan keamanan masyarakat sekitar," ungkap dia.