Bangun Patimban, Menhub: Kita Ingin Ekspor Lebih Besar

Bangun Patimban, Menhub: Kita Ingin Ekspor Lebih Besar

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 30 Nov 2020 15:38 WIB
Pelabuhan Patimban ditargetkan siap layani kegiatan ekspor-impor mulai Desember 2020 mendatang. Pembangunan pelabuhan itu terus dikebut agar dapat penuhi target
Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan alasan pemerintah membangun Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Dia menilai pemerintah ingin menaikkan kapasitas pelabuhan untuk melakukan ekspor impor.

Sejauh ini memang sudah ada Tanjung Priok, namun menurutnya kapasitas pelabuhan di utara Jakarta itu masih kurang. Maka dari itu, Budi Karya menegaskan pemerintah ingin ada kolaborasi antara Tanjung Priok dan Patimban di kemudian hari.

"Kita memang punya Tanjung Priok, tapi kita ingin lebih besar ekspornya. Maka kolaborasi Tanjung Priok dan Patimban ini jadi keharusan," ujar Budi Karya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Pelabuhan Patimban pun tidak akan menjadi proyek jangka pendek. Nantinya Patimban akan terus dibangun hingga 2027, targetnya di tahun tersebut pelabuhan ini mampu melayani bongkar muat barang sebanyak 7 juta TEUS. Jumlah itu setara dengan kapasitas Tanjung Priok di masa sekarang.

"Ini juga tidak akan jadi proyek jangka pendek, Patimban ini jangka panjang sampai 2027. Pada saat itu Patimban akan sama kapasitasnya seperti Tanjung Priok sekarang, kurang lebih 7 juta TEUS," kata Budi Karya.

ADVERTISEMENT

Di awal operasionalnya Budi Karya mengatakan Pelabuhan Patimban bakal jadi pelabuhan khusus untuk ekspor impor kendaraan. Kapasitasnya 218 ribu CBU, dan akan bisa digunakan bulan depan.

Apabila konstruksi car terminal sudah selesai semua di Pelabuhan Patimban maka secara keseluruhan kapasitasnya sebesar 600 ribu CBU.

"Pada awal ini kita buat suatu pembangunan di tahap awal ini untuk car terminal 218 ribu CBU, kumulatifnya nanti akan ada 600 ribu CBU," papar Budi Karya.

Sementara itu, dalam pembangunan tahap pertama Pelabuhan Patimban akan melayani bongkar muat kontainer dengan kapasitas 250 ribu TEUS.

"Dan juga untuk kontainer itu sekarang ini 250 ribu TEUS, lalu akan jadi 3,7 juta TEUS, dan jadi satu jumlah besar pada ultimate akan 7,5 juta TEUS," ujar Budi Karya.

Kementerian Perhubungan sendiri akan melakukan table top exercise alias uji coba skema bongkar muat di Pelabuhan Patimban. Uji coba ini dilakukan dengan latihan skema di atas meja.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal ini dilakukan untuk merancang komunikasi antara stakeholder di pelabuhan dalam menyiapkan peluncuran terminal kendaraan di Pelabuhan Patimban yang akan dilakukan secara langsung bulan depan.

"Table top dilakukan untuk rancang komunikasi, karena suatu tempat tanpa komunikasi yang baik bisa membuat kita hilang kendali. Apalagi keselamatan yang jadi domain Kemenhub harus jadi satu panglima yang mesti dilakukan," ujar Budi Karya.

Adapun dalam table top exercise ini dilakukan sebuah simulasi bongkar muat kapal untuk ekspor kendaraan. Simulasi ini dilakukan dengan berbagai stakeholder.

Beberapa pemangku kepentingan yang ikut dalam simulasi ini antara lain KSOP Kelas II Patimban, Kapal MV. ABC, Karantina Pelabuhan, Ditjen Imigrasi, Ditjen Bea dan Cukai, Kepanduan, Patimban Radio, KKP, Car Maker, Car Carrier, Shipping Line, Agen, Port Facility Security Officer (PSO) Car Terminal Patimban, serta Ship Security Officer (SSO) MV. ABC.

Adapun Pelabuhan Patimban ini akan bisa digunakan mulai bulan Desember 2020. Penggunaan pertama kali untuk ekspor dan impor kendaraan bermotor.


Hide Ads