3 Menteri Resmikan Jembatan Membentang di Atas Bengawan Solo

3 Menteri Resmikan Jembatan Membentang di Atas Bengawan Solo

Febrian Chandra - detikFinance
Minggu, 03 Jan 2021 19:46 WIB
3 Menteri dan Ganjar Resmikan Jembatan
Foto: 3 Menteri dan Ganjar Resmikan Jembatan (Febrian Chandra/detikcom)
Blora -

Jembatan penghubung Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur ini telah selesai dibangun dengan anggaran APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2020. Jembatan tersebut membentang di atas Bengawan Solo, menghubungkan Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro dengan dengan DesaMedalem Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora.

Jembatan tersebut diresmikan oleh 3 menteri dan 1 gubernur sekaligus, Minggu (3/1/2021). Diantaranya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa jembatan Terusan Bojonegoro-Blora sudah lama diidamkan masyarakat dari dua kabupaten itu. Sebelumnya, warga yang hendak menyeberang sungai Bengawan Solo, harus menggunakan perahu sederhana untuk mencapai wilayah sebelah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini sudah jadi, mudah-mudahan yang berisiko tinggi karena nyeberangnya pakai getek, pakai perahu, besok bisa lewat jembatan ini," kata Ganjar kepada Wartawan, Minggu (03/01/2021).

Ganjar juga mengapresiasi kerjasama yang baik antara Pemkab Blora dan Bojonegoro. Selain itu, Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora juga merupakan bukti kerjasama yang baik antara Pemprov Jateng dan Jatim.

ADVERTISEMENT

Sementara, Mensesneg Pratikno juga mengapresiasi kerjasama yang baik antara dua wilayah, baik kabupaten maupun provinsi atas terbangunnya jembatan. Itu membuktikan, bahwa pelayanan masyarakat harus dilakukan secara bersama-sama.

"Jembatan ini menghubungkan masyarakat dua kabupaten dan dua provinsi. Kami sangat mengapresiasi hal ini. Dan inisiatif ini perlu dikembangkan pada daerah lain," katanya.

Pembangunan Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora itu, lanjut Pratikno, diharapkan dapat mendongkrak pembangunan ekonomi kawasan antara Jateng dan Jatim. Sebab, konektivitas dua daerah sudah tersambung dengan baik.

"Ditambah tadi di Ngloram ada bandara yang bisa menghubungkan daerah-daerah ini dengan daerah lain . Mudah-mudahan akhir tahun Bandara Ngloram bisa beroperasi dan bisa mengakselerasi pembangunan ekonomi di kawasan ini," tutupnya.

Warga Desa Medalem, Siti Halimah (60) nampak semangat menggandeng cucunya yang masih balita. Bersama puluhan warga lain, Mbah Siti ingin menyaksikan sejarah dalam hidupnya, yakni peresmian Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB).

Sejak kecil sampai usianya 60 tahun, Mbah Siti harus menantang maut jika ingin bepergian ke Bojonegoro. Bagaimana tidak, satu-satunya akses warga untuk menyeberangi sungai Bengawan Solo yang aliran airnya deras tersebut hanya bisa ditempuh dengan perahu. Tiap menyeberang, Mbah Siti mengatakan selalu was-was karena angkutan itu memang tidak menjamin keamanan warga.

"Alhamdulillah seneng, saiki nek lewat mpun gampil (sekarang kalau menyeberang sudah mudah). Biasane nyabrang kali nganggo prau (biasanya menyeberang sungai pakai perahu), nggeh wedhi (ya takut)," kata Siti Halimah kepada wartawan.

Mbah Siti mengatakan pernah melihat perahu yang digunakan untuk akses angkutan warga menyeberang itu tenggelam. Meski tak ada korban jiwa, namun kenangan itu membuatnya selalu ketakutan.

"Sakniki mpun penak, mboten wedhi (sekarang sudah mudah, tidak takut lagi. Sakniki medal bruk mawon (sekarang lewat jembatan saja). Maturnuwun, seneng banget kalih pemerintah (terimakasih banyak, senang sekali dengan pemerintah," jelasnya.

Hal senada disampaikan Tamhadi (60) warga lainnya. Ia mengatakan, sejak kakeknya dulu, warga memanfaatkan penyeberangan dengan perahu apabila hendak ke Bojonegoro atau ke Blora.

"Karena kalau lewat jembatan jauh, harus memutar. Jadi warga memilih naik perahu. Saya mengalami sejak kecil, ketika ongkosnya masih Rp500, sekarang sudah Rp2. 000," katanya.

Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora dibangun pada bulan Juni 2020 lalu memiliki panjang 220 meter dengan lebar 9 meter. Jembatan itu menghubungkan wilayah Bojonegoro tepatnya di Desa Luwih Haji Kecamatan Ngraho dengan Desa Medalem Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora. Pembuatan jembatan itu menghabiskan anggaran lebih dari Rp97 miliar.

(dna/dna)

Hide Ads