Basuki Ungkap Sebab Banjir di Sejumlah Daerah: Manajemen Air Buruk

Basuki Ungkap Sebab Banjir di Sejumlah Daerah: Manajemen Air Buruk

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 12 Feb 2021 11:41 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengikuti Raker dengan Komisi V DPR. Rapat membahas evaluasi pelaksanaan anggaran dan program kerja Kementerian PUPR 2021.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Seiring dengan meningkatnya curah hujan, banjir sempat menggenang beberapa daerah. Mulai dari Jakarta hingga Semarang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun mengatakan, bila banjir terjadi di suatu tempat, tandanya ada manajemen pengairan yang tidak baik.

Pasalnya, menurut Basuki jumlah air pada dasarnya selalu cukup. Bila ada kelebihan atau kekurangan air di suatu tempat, maka ada manajemen pengairan yang salah di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, kalau kekeringan atau justru kebanjiran, pasti manajemen airnya ini ada yang tidak baik," ujar Basuki dalam sebuah webinar, Kamis (11/2/2021).

Secara hidrologis bahkan dalam kitab suci, menurut Basuki, jumlah air itu tetap. Tidak lebih ataupun kurang.

ADVERTISEMENT

"Air ini, kalau hidrologis, umumnya dalilnya air itu tetap. Di dalam Alquran pun disampaikan, 'Aku turunkan air dalam jumlah yang tepat'," kata Basuki.

Basuki kembali menegaskan bila ada kelebihan ataupun kekurangan air di suatu tempat artinya ada manajemen air yang keliru.

"Kalau kekurangan atau kelebihan, ya berarti ada manajemen yang keliru. Karena Allah saja bilang saya berikan air dengan jumlah yang cukup," ungkap Basuki.

Basuki juga mengatakan apabila ada kualitas air yang jelek pun artinya ada masalah pada manajemennya.

"Ada juga air dengan kualitasnya kurang baik. Nggak bener kualitasnya, jelek, berarti itu manajemennya juga perlu diperbaiki," kata Basuki.
,
Sebelumnya, Basuki juga sempat meninjau banjir yang terjadi di Semarang dan mengungkapkan penyebab banjirnya. Apa itu?

lanjut ke halaman berikutnya

Saat meninjau, Basuki menjelaskan curah hujan ekstrem jadi penyebab banjir Semarang. Basuki menjelaskan Semarang diguyur hujan lebat imbas siklus hujan 50 tahunan.

Hal itu berdasarkan data BMKG yang diperolehnya, dari data itu dia menyebutkan curah hujan ekstrim memang diprediksi akan terjadi.

"Berdasarkan data curah hujan, ini ekstrem seperti prediksi BMKG, 171 milimeter hujan, menurut hitungan hidrologi, return period atau periode ulangnya 50 tahunan," kata Basuki di kawasan Berok Kota Lama, Sabtu (6/2/2021).

Di sisi lain manajemen air di Semarang tidak siap, pompa di Kota Lama Semarang justru mengalami kendala.

Dari tiga pompa yang ada, saat dia meninjau baru dua pompa saja yang siap digunakan. Sementara itu, Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe airnya terus meluap.

"Dipompa ada tiga pompa, satu masih macet akan diperbaiki dan hidupkan," jelas Basuki.

"Kalau penanganan banjir di Semarang, hari ini di kali Bringin juga meluap kemudian di kali Plumbon Kaligawe meluap. Itu sebenernya kebetulan air pasang tinggi, 1,4 meter. Pompa memang menentukan," lanjutnya.


Hide Ads