3 Fakta Proyek Bayar Tol Tanpa Setop yang Bikin Menteri PUPR Digugat

3 Fakta Proyek Bayar Tol Tanpa Setop yang Bikin Menteri PUPR Digugat

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 12 Feb 2021 08:30 WIB
Mulai besok seluruh Gerbang tol hanya melayani non-tunai. Yuk segera gunakan kartu elektronik (e-Toll).
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono digugat terkait proyek infrastruktur transaksi tol tanpa sentuh atau multi lane free flow (MLFF). Adapun penggugat ialah Forum Komunikasi Rakyat Indonesia (Forkorindo).

Seperti dikutip dari SIPP PTUN, Kamis (11/2/2021), gugatan tersebut terdaftar pada Rabu (10/2) dengan nomor perkara37/G/2021/PTUN.JKT.

Salah satu gugatan Forkorindo ialah meminta pengadilan untuk membatalkan atau tidak sah Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tanggal 31 Oktober 2019(Kepmen PUPR 2019) tentang persetujuan Roatex Ltd Zrt (Hungaria) sebagai Badan Usaha Pemrakarsa Pengadaan Infrastruktur Pemungutan Tol Non Tunai Nir Sentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta mengenai proyek bayar tol tanpa setop yang bikin Basuki digugat:

1. Dibangun Tengah Tahun

ADVERTISEMENT

Pemerintah sudah menetapkan pemenang tender untuk proyek penerapan sistem transaksi tol non tunai nirsentuh berbasis Multilane Free Flow (MLFF) yaitu Roatex, Ltd Hungaria. Dengan sistem tersebut, kendaraan nantinya bayar tol tanpa setop lagi.

Konstruksi sistem bayar tol tanpa setop rencananya dibangun mulai pertengahan tahun ini. Kemudian, targetnya bisa mulai diterapkan di ruas tol Jabodetabek, Jawa dan Bali mulai 2022 mendatang. Setelah itu, baru menyebar ke seluruh ruas tol di seluruh Indonesia.

"Konstruksinya itu hanya diberi 1 tahun, ini belum mulai, kemungkinan kita baru mulai pertengahan tahun ini. Jadi pertengahan tahun depannya sudah harus selesai semua. Jadi, pertama Jabodetabek, kemudian Jawa-Bali, habis itu baru seluruh Indonesia," ujar Chief Representative Roatex Musfidin Dahlan dalam konferensi pers di Queens Head, Jakarta Selatan, Sabtu (30/1/2021).

Simak juga Video: Menteri PUPR Lap Piagam Peresmian Tol Sebelum Jokowi Tanda Tangan

[Gambas:Video 20detik]



2. RI Mau Susul Eropa

Nantinya, sistem atau teknologi yang akan dipakai Roatex ialah teknologi terkini yakni berbasis global navigation satelite (GNSS). Teknologi ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju terutama Eropa.

Negara Eropa yang telah menerapkan sistem GNSS antara lain Slowakia, Jerman, Republik Ceko, Rusia, Hongaria, dan Belgia. Kemudian negara-negara Eropa lainnya yang akan mengadopsi sistem transaksi tol nirsentuh GNSS ini adalah Kroasia dan Yunani.

Di kawasan Asia Pasifik, negara sudah mengimplementasikan sistem transaksi tol nirsentuh GNSS ini adalah Australia dan yang dalam waktu dekat akan mengganti sistem transaksi tolnya ke teknologi sistem berbasis satelit tersebut adalah Singapura.

3. Telan Investasi Rp 6,4 T

Investasi yang diperlukan untuk proyek tersebut sebesar Rp 6,4 triliun. Investasi tersebut merupakan investasi yang diperlukan dalam 10 tahun, yakni 1 tahun pembangunan dan 9 tahun untuk pengelolaan.

"Kalau investasi dari selama 10 tahun itu sekitar Rp 6,4 triliun, pengumuman pemerintah kan begitu," kata Chief Representative Roatex Musfidin Dahlan kepada detikcom, Minggu (31/1/2021).


Hide Ads