Proyek Pelabuhan Warnasari Butuh Rp 24 T, dari Mana Sumbernya?

Proyek Pelabuhan Warnasari Butuh Rp 24 T, dari Mana Sumbernya?

M Iqbal - detikFinance
Senin, 15 Feb 2021 21:15 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi groundbreaking proyek Pelabuhan Warnasari Cilegon.
Ilustrasi/Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom
Cilegon -

Pembangunan Pelabuhan Warnasari di Cilegon, Banten membutuhkan dana Rp 24 triliun hingga beroperasi. BUMD Cilegon, PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) tengah menjajaki kerja sama dengan PT Tritasari Prima Terminal.

Kerja sama operasi itu sudah dijajaki dengan membangun kawasan pergudangan di lahan seluas 5 hektare. Penjajakan itu akan dilanjutkan dengan membangun infrastruktur pelabuhan secara keseluruhan.

"Sebenarnya itu kalau MoU dengan TPT udah ada untuk luas 5 hektare, perkembangan ke depan ternyata TPT ada keinginan untuk pengembangan di lahan 35 dan pembangunan pelabuhan," kata Direktur Operasional PT PCM, Akmal Firmansyah kepada wartawan, Senin (15/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjajakan bisnis BUMD dengan swasta tersebut baru sudah sampai pada tahapan membahas rencana kerja operasi. PT TPT baru mengajukan permohonan kerja sama kepada PCM.

"Alhamdulillah ada beberapa poin yang sangat penting buat PCM, dimana TPT akan mengganti seluruh investasi oleh PCM terhadap warnasari itu hampir 150 miliar yaitu penggantian pembangunan akses jalan, biaya BPHTP, FS, dan Amdal. Jadi semua investasi yang sudah dikeluarkan oleh PCM akan diganti," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sistem kerja sama antara PT PCM dan PT TPT tidak akan mendirikan anak usaha yang dihasilkan dari kerjasama 2 perusahaan itu. Masalahnya, jika didirikan anak usaha untuk mengoperasikan pelabuhan, maka izin Badan Usaha Pelabuhan (BUP) mulai dari awal dan memakan waktu.

"Jadi semua pembangunan dan investasi di Warnasari itu semuanya ditanggung oleh investor, adapun biaya yang sudah dikeluarkan PCM akan dikembalikan," kata dia.

Jika dihitung, pembangunan Pelabuhan Warnasari bakal memakan biaya Rp 24 triliun. Kerja sama operasi menunggu persetujuan dari pemegang saham dan diteksi PT PCM.

"Kalau tahap pertama 1,2 triliun, itu asumsi kita di 2017 dengan asunmsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp 12.500. Untuk keseluruhan dulu (2017) Rp 17 triliun kalau sekarang dengan asumsi rupiah Rp 14 ribu sekian kira-kira Rp 24 triliun," ujarnya.

(bal/hns)

Hide Ads