Jakarta -
Realisasi wacana bayar tol tanpa setop di gerbang tol di Indonesia masih terus dinanti. Terlebih dengan viralnya video yang memperlihatkan kendaraan melaju mulus saat masuk gerbang tol tanpa harus membuka kaca untuk transaksi baru-baru ini.
Sistem transaksi tol tanpa setop di Indonesia bukanlah wacana baru. Sejak 2017 lalu, wacana ini telah mengemuka sebagai pengembangan dari pembayaran elektronik atau non tunai. Praktiknya, pengemudi cukup masuk ke gerbang entry (gantry) elektronik melalui sensor yang terpasang di kendaraan lewat sistem multi lane free flow (MLFF).
"Yang multi lane free flow,itu nanti satu tahap kemudian (setelah non tunai)," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) saat itu, Herry Trisaputra Zuna kepada detikcom, 5 Mei 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu MLFF direncanakan diterapkan pada 2018. Nantinya setiap mobil yang masuk ke tol akan menggunakan sensor Radio Frequency Identification (RFID) sehingga tak ada lagi transaksi fisik seperti menempel kartu waktu pembayaran di gerbang tol. Menurutnya, hal ini akan menggunakan biaya investasi yang cukup besar karena harus menyiapkan dan bahkan mengganti fasilitas-fasilitas pendukung di gerbang tol.
"Investasi untuk video khusus yang bisa detect nomornya, pasang alat pembaca gelombangnya. Ini yang harus kita siapkan investasinya. Ini setelah tahapan non tunai. Kalau pembicaraan dengan Bank Indonesia kemarin, (multi lane freeflow) di 2018," kata Herry.
Tak lama, dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di jalan tol yang akan berlaku mulai Oktober 2017 serta mendorong penerapan multi lane free flow (MLFF), PT Jasa Marga bersama PT Telkom Indonesia (Telkom) melakukan uji coba teknologi JM Access berbasis kartu online di ruas tol Surabaya-Gempol dan JM Acces berbasis stiker RFID di ruas tol Bali.
Stiker RFID adalah stiker yang memancarkan frekuensi radio berisi data yang dalam hal ini digunakan untuk melakukan transaksi di gerbang tol. Dengan stiker ini, pengguna tol tak perlu berhenti untuk menempel kartu uang elektronik, namun otomatis tercatat transaksinya dari frekuensi radio yang dipancarkan stiker RFID.
Namun, rencana penerapan MLFF atau pembayaran tol tanpa henti pada tahun 2018 mundur lagi. Pada 3 Mei 2018, Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengatakan penerapan transaksi pembayaran di tol tanpa henti tersebut harus mundur karena proses lelang masih dipersiapkan.
"Ya agak mundur ya. Kan prosesnya kita masih siapkan lelangnya," katanya.
Dia bilang, pemerintah dalam hal ini BPJT sebagai otoritas masih menyiapkan lelang penyedia teknologi transaksi tanpa berhenti di tol tersebut. Termasuk pemilihan opsi teknologi seperti apa yang akan digunakan untuk sistem MLFF nanti.
"Mudah-mudahan tahun ini masih dapat kita lakukan lelang, nanti dapat pemenang. Lelang semuanya, termasuk teknologi yang dipilih, alat yang dibangun, sistem yang ada di depan, di tengah, di belakang, termasuk bagaimana meregistrasi," jelasnya.
Herry sendiri enggan menyebutkan waktu persis lelang penyedia teknologi tersebut bisa dimulai. Namun dia menargetkan lelang bisa segera dimulai tahun 2018 sehingga implementasi sistem transaksi pembayaran tanpa berhenti di gerbang tol bisa dilaksanakan di tahun 2019.
Setidaknya ada tiga opsi alat pembayaran yang akan menggantikan kartu elektronik di sistem multi lane free flow nanti, di antaranya stiker Radio Frequency Identification (RFID), DSRC (dedicated short-range communication), dan Global Navigation Satellite System (GNSS).
Namun, hingga saat ini bayar tol tanpa setop belum secara luas bisa diakses masyarakat hingga saat ini. Sistem RFID sendiri masih dalam tahap uji coba.
Sejalan dengan itu, perusahaan asal Hungaria, Roatex Ltd belum lama ditetapkan sebagai pemenang tender sistem transaksi tol tanpa setop. Perusahaan tersebut akan memakai sistem GNSS yang rencana kontruksinya baru dilakukan mulai pertengahan tahun ini.
"Pertengahan tahun ini kita sudah memulai konstruksinya," ujar Chief Representative Roatex, Musfihin Dahlan dikutip dariAntara,Sabtu (30/1/2021).
Dia juga berharap pada awal 2022 sebagian jalan tol sudah bisa menggunakan Sistem MLFF ini. Jadi, nantinya tidak ada hambatan lagi di jalan tol.
"Dengan demikian pada akhir tahun 2022 diharapkan semua jalan tol di Pulau Jawa dan Bali sudah bisa menggunakan sistem MLFF, sehingga tidak ada lagi hambatan di jalan tol," katanya.
Lantas, kapan sistem bayar tol tanpa setop ini terealisasi? Teknologi apa yang akan dipakai? Kita tunggu saja.