Pemerintah mengembangkan moda transportasi yang terintegrasi di kawasan Solo, Yogyakarta hingga kawasan wisata Candi Borobudur. Selain untuk pariwisata, program ini diharapkan bisa mendorong masyarakat menggunakan alat transportasi massal.
Sejumlah proyek yang sudah berjalan dan terus dikembangkan, antara lain kereta rel listrik (KRL) Solo-Yogyakarta, KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS), kereta penghubung Yogyakarta ke Borobudur dan bus dengan sistem buy the service (BTS).
KRL
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KRL rute Solo-Yogyakarta telah diresmikan Presiden Joko Widodo bulan lalu. Ke depannya, rute ini akan diperpanjang hingga ke timur dan ke barat.
"Nanti KRL akan diteruskan ke Madiun (Jawa Timur). Sekarang kan baru sampai ke Yogyakarta, nanti akan dikembangkan ke Kutoarjo dan Yogyakarta International Airport (YIA)," kata Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Heru Wisnu Prabowo, saat dijumpai di Terminal Tirtonadi, Selasa (6/4/2021).
Sejak 10 Februari 2021 hingga 4 April 2021, tercatat ada 321.553 penumpang yang memanfaatkan KRL. Heru menyebut jumlah tersebut masih belum optimal karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
"Kita lihat potensi KRL ini besar. Saat pandemi saja terlihat antusias masyarakat menggunakan KRL terutama di hari weekend itu selalu terjadi lonjakan," ujar dia.
KA Bandara
Saat ini KA bandara yang sudah beroperasi ialah KA BIAS. Sedangkan KA bandara YIA masih dalam tahap pembangunan fisik.
"KA BIAS dulu hanya memiliki rute bandara ke Stasiun Balapan, sekarang kita perpanjangan sampai Klaten supaya warga Klaten yang ingin ke bandara juga mudah," kata Heru.
Sementara progres pembangunan fisik KA bandara YIA sudah mencapai 86,04 persen. Diharapkan KA bandara bisa beroperasi paling lambat September 2021.
KA Yogya-Borobudur
Kemenhub juga berencana membangun jalur KA dari Yogyakarta menuju kawasan wisata Candi Borobudur. Namun saat ini proyek tersebut masih dalam tahap kajian trase. Ada dua pilihan jalur Yogya-Borobudur, yakni via Patukan dan Sentolo. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
"Kalau lewat Patukan, itu lebih dekat dari Yogya. Nanti naik ke Magelang, kita sudah punya jalur lama sebenarnya, sama dibangun jalur baru. Di sana sudah ada stasiun Palbapang," ujar Heru.
"Kalau lewat Sentolo, itu lebih dekat dari YIA. Jadi masih kita pelajari, orang itu dari bandara ingin langsung ke Borobudur atau ke Yogya dulu," imbuhnya.
Bus buy the service
Selain kereta api, Kemenhub juga mengoptimalkan moda transportasi bus, baik untuk dalam kota maupun luar kota. Salah satunya dengan program buy the service (BTS) yang sudah berjalan di lima kota, termasuk Kota Solo.
"Di Yogya, kita punya 3 koridor. Di Solo kita ada 4 koridor ditambah 6 feeder yang menghubungkan jalur-jalur yang tidak dilewati Batik Solo Trans," kata Plt Kasubdit Angkutan Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hadi Setyabudi Pramono.
Melalui program BTS, pemerintah membiayai seluruh biaya operasional bus. Sementara operator diminta memberikan pelayanan optimal kepada penumpang.