Tugu Jam Thamrin di perempatan Jalan M.H. Thamrin dan Kebon Sirih akan direlokasi. Hal itu dilakukan karena bakal ada pembangunan stasiun bawah tanah MRT Jakarta fase 2A paket kontrak 201.
Sebelum direlokasi, salah satu cagar budaya tersebut akan dibagi menjadi tiga bagian.
"Bagian pertama adalah puncak atau rumah jam, lalu bagian kedua adalah badan tugu yang memiliki kanopi, dan bagian ketiga adalah bagian kaki atau lokasi yang saat ini berfungsi sebagai pos polisi," ujar Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Silvia memastikan, pemotongan itu sudah mempertimbangkan sisi arkeologi dan sisi kekuatan struktur dari tugu jam itu sendiri yang dilakukan oleh ahli arkeologi dan ahli struktur Indonesia.
Sebelum memutuskan untuk merelokasi tugu tersebut, pihaknya telah melakukan pemeriksaan sejak Maret 2020. Rangkaian pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan pada detail konstruksi seperti kanopi, dinding, perangkat mesin jam, dan kondisi lingkungan sekitar Tugu Jam.
Rencananya, proses pemindahan Tugu Jam Thamrin dimulai pada Mei 2021 dan kemudian disimpan sementara di kawasan Monumen Nasional (Monas).
"Pada proses pemindahan dan penyimpanan Tugu Jam Thamrin akan diberikan penahan berupa bracing baja untuk menjaga kestabilan struktur selama disimpan," ungkapnya.
Saat proyek MRT Jakarta fase 2A paket kontrak 201 selesai dibangun, maka Tugu Jam Thamrin akan dikembalikan lagi ke lokasi semula. Pemasangan kembali Tugu Jam Thamrin dilakukan dengan skema penyambungan tulangan kolom menggunakan teknik sambungan mekanikal menggunakan sistem injeksi grout.
Untuk diketahui, sistem injeksi grout atau grouting adalah pekerjaan untuk injeksi bahan cair ke dalam beton, yang mana cairan tersebut dalam waktu tertentu menjadi padat.
Lihat juga Video: Akibat Corona, Proyek MRT Bundaran HI-Harmoni Molor