Bendungan merupakan infrastruktur yang penting untuk menunjang ketahanan air dan kedaulatan pangan. Namun, Indonesia terbilang memiliki bendungan yang sangat minim dibandingkan negara-negara lainnya.
Direktur Operasi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk Bambang Rianto mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 231 bendungan. Sementara, Jepang memiliki sekitar 3.000 bendungan.
"Jepang yang wilayahnya hanya seperempat, tidak sampai seperempat wilayah kita memiliki 3.000 bendungan. Sementara kita 231," katanya dalam acara Indonesia Muda Club, Jumat (7/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat punya bendungan lebih banyak lagi yakni 6.100 bendungan. Sementara, Negeri Tirai Bambu China punya bendungan dengan jumlah fantastis yakni mencapai 110.000 bendungan.
"Lebih parah lagi China, China itu luar biasa dia punya 110.000 ribu bendungan," katanya.
Waskita sendiri telah diarahkan Kementerian BUMN untuk fokus dan menjadi champion di bendungan dan air. Menurutnya, bendungan sendiri memiliki potensi yang besar bagi Waskita.
Ada sejumlah alasan, pertama, pemerintah telah berkomitmen untuk membangun bendungan demi program ketahanan air dan pangan. Kedua, rasio kebutuhan air yang ideal. Dia menjelaskan, jika menimbang daya tampung air dan pertumbuhan penduduk sampai 2030 maka rasio yang dibutuhkan ialah 120 m3 per kapita per tahun.
"Bagaimana sekarang? Saat ini baru 50-60 m3 per kapita per tahun. Jadi ada deviasi yang cukup tajam," katanya.
Ketiga ialah perbandingan jumlah bendungan di Indonesia dengan negara lain. Indonesia masih memiliki bendungan yang relatif sedikit.
Dia mengatakan, Waskita sendiri telah membangun 30 bendung dan bendungan. Dia mengatakan, 14 bendungan dan 7 bendung sudah selesai.
"Yang 7 sudah selesai juga bentuknya bendung. Sisanya 9 ini masih dalam konstruksi," ujarnya.