Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (JKT-BDG) terus dikebut. Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya mengatakan, perkembangan hampir mencapai 75 persen.
"Kalau untuk progres sampai Minggu ketiga Bulan Mei sudah sampai 74 persen, secara keseluruhan," kata Mirza kepada wartawan dijumpai di Jalan Progo, Kota Bandung, Kamis (3/6/2021).
Mirza mengungkapkan, di tahun ini, selain penyelesaian konstruksi, juga akan dimulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian. Ini dilakukan sebagai salah satu tahapan persiapan jelang operasional kereta cepat.
"Target kami pada Februari 2022, konstruksi struktur bridge rampung. Setelah itu kita akan melakukan ragam persiapan jelang uji coba," ungkapnya.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, nantinya kereta cepat ini akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Di samping itu, keberadaan KCJB akan menghadirkan dampak pengembangan ekonomi bagi daerah-daerah yang dilintasi.
Dalam pelaksanaannya, pihaknya masih menemukan beberapa kendala di lapangan di antaranya pembangunan di kawasan kritis.
"Titik kritis perlu timbunan lebih kuat di daerah berbukit, ada beberapa lokasi SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang masih berproses, karena ketika direlokasi kita harus berkoordinasi dengan PLN, PLN punya kriteria harus sesuai tanahnya, sesuai keinginan PLN," jelas Mirza.
Meski saat ini hujan masih turun di wilayah Jawa Barat khususnya wilayah yang dilintasi pembangunan kereta cepat, Mirza menilai untuk hujan tidak berpengaruh saat ini.
"Cuaca tidak begitu, sudah full speed semua kontraktor mengejar sesuai targetnya masing-masing," tuturnya.
(wip/hns)