Gede Banget! Biaya Kereta Cepat Sudah Bengkak Rp 34 T dari Awal Dibangun

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 02 Sep 2021 11:56 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

Kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dibangun sejak 5 tahun lalu, ditandai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melakukan groundbreaking pada 21 Januari 2021. Kala itu Jokowi didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno.

Mengutip berbagai sumber resmi, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang kala itu dijabat oleh Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi US$ 5,573 miliar.

Kemudian nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan menjadi US$ 5,98 miliar, dan bengkak lagi menjadi US$ 6,071 miliar.

Plt Direktur Utama KCIC yang dijabat Dwi Windarto pada 2018 lalu mengatakan nilai proyek tersebut menjadi US$ 6,071 miliar.

"US$ 5,988 miliar jadi US$ 6,071 miliar sudah lama kok," kata Dwi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, 20 Februari 2018.

Dwi mengatakan, bertambahnya nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dikarenakan asuransi proyek dan komponen debt service reserve account (DSRA). Kedua komponen tambahan ini mendongkrak nilai proyek sekitar US$ 100 juta.

"Asuransi dan DSRA, debt service reserve account. Jadi reserve account yang harus ditanggung KCIC karena pinjaman," kata Dwi.

Teranyar, biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak lagi menjadi US$ 7,97 miliar atau mencapai Rp 113 triliun. Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (1/9/2021).

Artinya sejak awal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung berbiaya US$ 5,573 miliar menjadi US$ 7,97 miliar, terjadi pembengkakan sebesar US$ 2,397 miliar atau setara Rp 34 triliun (kurs Rp 14.200).

Tonton Video: Penampakan Pembangunan Jembatan Tertinggi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung







(toy/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork