Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) alias Bandara Kertajati belum juga bisa menarik banyak penumpang sejak diresmikan tahun 2018 silam. Kini, di masa pandemi bandara yang menelan biaya pembangunan sekitar Rp 2,6 triliun itu makin sepi.
Bandara yang berlokasi di Majalengka ini akan menggantungkan harapan besar pada penerbangan umrah. Penerbangan umrah dinilai dapat meningkatkan dengan signifikan penumpang dari Bandara Kertajati.
Menurut Direktur Utama BIJB Salahuddin Rafi jemaah umrah dari Jawa Barat menjadi salah satu pasar terbesar penerbangan. Ditambah lagi, kini Arab Saudi juga mulai melonggarkan pengetatan syarat umrah.
"Kami saat ini akan upayakan sekali buat penerbangan umrah, ini kan jemaah paling besar di Jawa Barat se-Indonesia. Ini harapan kita, apalagi Saudi Arabia juga mulai mengurangi pengetatannya kan," ungkap Rafi ketika dihubungi detikcom, Minggu (12/9/2021).
Harapan ini bukan isapan jempol belaka, pihak BIJB menurut Rafi sudah mulai berkolaborasi dengan travel-travel umrah. Menurutnya, kemungkinan besar para travel umrah akan memberangkatkan jemaah ke tanah suci mulai bulan November.
"Travel umrah di Jawa Barat sudah kita kolaborasikan. Mereka ancang-ancang sih November mau berangkatkan. Meskipun kami dorongnya kalau bisa Oktober saja," papar Rafi.
Rafi juga menjelaskan pihaknya sangat berharap kampus dibuka lagi untuk kuliah tatap muka di daerah Jawa Barat. Hal ini dapat meningkatkan penumpang ke Kertajati, pasalnya banyak mahasiswa yang kuliah di kampus yang ada di Jawa Barat berasal dari banyak daerah.
Bahkan tak sedikit mahasiswa dari luar Pulau Jawa yang butuh pesawat untuk transportasinya. Dari hasil survei internal BIJB pun, penumpang terbesar di bandara Kertajati adalah mahasiswa setelah perjalanan dinas yang menduduki peringkat pertama.
"Kita juga harapkan kalau kampus itu mulai buka. Kan Jawa Barat ini kan gudangnya kampus tuh. Unpad, ITB dan lain-lain. Kan orang kuliah dari daerah juga banyak," jelas Rafi.
(hal/eds)