PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan percepatan progres konstruksi dan persiapan Operation Maintenance Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung termasuk menyiapkan sistem persinyalan yang menjadi salah satu kunci safety operation.
Manager Technical Design PT KCIC, Indra Yulianto menyebutkan, untuk persinyalan Kereta Api Cepat nantinya akan menggunakan Teknologi GSM-R sebagai teknologi transmisi data (train control data). Jenis teknologi tersebut sama dengan yang dipakai di China Railway.
Dia mengatakan, teknologi ini ini dipilih karena GSM-R sudah terbukti dari sisi keselamatan dan sudah digunakan oleh operator Kereta Api Cepat di dunia seperti di negara-negara Eropa, China, Arab Saudi, dan Maroko. Menurutnya, teknologi ini termasuk teknologi yang stabil dan sudah terstandardisasi oleh UIC atau International Union of Railways (Uni Kereta Api Internasional).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara tidak langsung, teknologi CTCS-3/GSM-R masih akan diandalkan oleh sebagian besar operator Kereta Api Cepat di dunia dalam masa sekarang dan yang akan datang.
"Teknologi GSM-R ini adalah yang paling mapan dan sudah terbukti dari berbagai sisi untuk digunakan pada Kereta Api Cepat. Terutama dari sisi keamanan. Teknologi ini stabil, dari sisi proteksi terhadap interferensi frekuensi," ujar Indra dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/9/2021).
Lebih lanjut, ada juga teknologi lain berbasiskan LTE yang sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan. "China Railway baru melakukan tahapan pengembangan teknologi LTE untuk mendukung pengoperasian Kereta Api Cepat, untuk sampai dengan tahapan implementasi masih membutuhkan waktu yang cukup lama serta biaya yang sangat besar untuk proses migrasi dari GSM-R ke LTE-R atau 5G-R," sambungnya.
Indra menjelaskan, selain penggunaan frekuensi GSM-R, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung juga dilengkapi dengan backup system dalam teknologi kontrol sistem perkeretaapian. Backup system ini disiapkan untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan persinyalan pada frekuensi GSM-R.
Pada saat persinyalan turun ke backup system, konsekuensi yang terjadi kecepatan jelajah maksimum kereta akan berkurang dari 350 km/jam menjadi 300 km/jam. Dia mengatakan, aspek keamanan pada perjalanan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung sudah diperhitungkan dengan matang, termasuk jika terdapat gangguan sinyal GSM-R di perjalanan.
"Sehingga ketika terjadi gangguan GSM-R secara tiba-tiba, hal ini tidak serta merta mengganggu operasional Kereta Api Cepat. Teknologi kontrol atau sistem persinyalan kita sudah diatur untuk mengantisipasi hal-hal semacam itu. Teknologi kontrol sistem yang kita terapkan sangat memungkinkan Kereta Api Cepat untuk bisa tetap beroperasi dengan aman," jelas Indra.
"Selain itu, nantinya Sistem yang dibangun harus melalui proses pengujian (test and commissioning) dan sertifikasi yang ketat dari pihak yang berwenang," sambungnya.
Sekedar informasi, China Railway saat ini menggunakan sistem persinyalan CTCS-2 dan CTCS-3/GSM-R untuk mendukung pengoperasian jalur Kereta Api Cepat sepanjang 37.900 kilometer. CTCS-2 digunakan untuk mendukung pengoperasian Kereta Api Cepat dengan kecepatan maksimum 300 km/jam dan CTCS-3/GSM-R dengan kecepatan maksimum 350 km/jam.
Lihat juga video 'Saat Anggota DPRD Bersitegang Gegara Proyek Kereta Cepat Picu Longsor':