Beralih ke terminal keberangkatan yang berada di lantai 3 bandara, hal yang paling pertama terasa adalah panas dan gerah. Bagaimana tidak, kini pendingin ruangan alias AC di tempat itu telah dimatikan pihak bandara demi menghemat biaya operasional. Meskipun tempatnya luas hawa-hawa gerah bisa sangat terasa di tempat ini, apalagi saat cuaca sedang terik-teriknya.
Penampakan kota mati kembali terlihat jelas di terminal keberangkatan, semua fasilitas yang biasanya ramai digunakan penumpang kini berhenti operasi. Sederet counter pengecekan tiket juga kosong melompong. Alat scan barang yang biasa digunakan juga tidak ada yang mengoperasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga beberapa mesin vending machine check in mandiri yang juga nampak mati. Kemudian alat penimbang bagasi penumpang juga tidak dioperasikan.
Normalnya di terminal ini juga ramai dengan toko-toko tennant yang menawarkan berbagai barang, mulai minimarket hingga makanan ringan. Namun semua itu tutup tak ada yang dibuka.
Kemudian, di terminal kedatangan yang ada di lantai satu juga tampak kosong melompong. Situasinya gelap, tak banyak lampu dinyalakan, pendingin ruangan juga tidak dihidupkan. Sama seperti tempat lain di bandara ini, kondisinya sepi hanya ada petugas kebersihan yang lalu lalang.
Di lantai paling bawah ini terdapat juga beberapa kantor cabang bank, namun semuanya tutup tidak buka sama sekali. Hanya ada beberapa mesin ATM yang nampaknya masih berfungsi. Ada dua kantor cabang bank pelat merah, satu kantor cabang bank daerah, dan satu gerai money changer milik bank pelat merah.
Bicara fasilitas-fasilitas bandara nampaknya semua masih terawat dari pantauan detikcom. Hanya saja memang tidak beroperasi saja.
Yang tak kalah unik, menjelang sore bandara ini ternyata ramai dikunjungi warga sekitar alias menjadi tempat wisata. Selepas adzan Ashar, satu per satu masyarakat datang. Ada yang foto-foto, ada yang berolahraga, beberapa anak-anak juga nampak berlarian di sekitar area depan bandara.
Salahuddin Rafi mengatakan BIJB sendiri selaku pengelola memang tidak melarang masyarakat mengunjungi bandara. Hal ini menurutnya menjadi salah satu bentuk tanggung jawab sosial.
"Kalau warga malah jadi tempat hiburan nih di sini. Itu ada juga odong-odong. Saya sih juga sengaja memang kepada petugas pengamanan jangan dilarang. Bandara ini milik rakyat, bukan milik BIJB, bukan milik Pemprov," ungkap Rafi.
Lanjut ke halaman berikutnya
Saksikan juga: Blak-blakan Salahudin Rafi, Kertajati Bandara Dahsyat