Heboh Temuan Rel Trem Jadul di Proyek MRT Jakarta, Ini Sejarahnya

Heboh Temuan Rel Trem Jadul di Proyek MRT Jakarta, Ini Sejarahnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 26 Des 2021 08:24 WIB
Foto udara pembangunan proyek MRT Fase 2 segmen CP203 Glodok - Kota di Kawasan Glodok, Jakarta, Minggu (19/12/2021). PT MRT Jakarta (Perseroda) pada proyek MRT Jakarta Fase 2A CP203 segmen Glodok-Kota menerapkan skema rekayasa lalu lintas untuk memperlancar pembangunan konstruksi terowongan sepanjang 690 meter dengan total panjang jalur 1,4 kilometer mulai dari Mangga Besar hingga Kota Tua. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Foto: Antara Foto/Galih Pradipta
Jakarta -

Ramai di media sosial terkait temuan rel trem Batavia di proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 Glodok-Kota.

Memang dulunya jalur tersebut adalah perlintasan trem Batavia yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk bekerja.

Arkeolog Senior Candrian Attahiyat menyebutkan memang dulunya jalur trem itu tidak dibongkar melainkan hanya ditutup dan dilapisi aspal. Hal ini karena pembongkaran pada saat itu diperkirakan sangat mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga satu-satunya cara yang murah dan cepat adalah menutup. "Makanya dulu ditutup saja dan dilapisi agar lebih efektif," kata dia saat dihubungi detikcom, Sabtu (25/12/2021).

Trem dulunya memang digunakan sebagai salah satu moda transportasi warga. Biasanya digunakan untuk orang-orang yang bekerja di perkotaan karena trem ini bisa mengangkut banyak orang sekaligus.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari laman resmi aslog-ppd.com disebutkan pada 1920 Batavia Elektrishce Tram Maatschppij (Maskapai Tram Listrik Kota Batavia) yang merupakan embrio perum PPD.

Kemudian pada 1930 berubah nama menjadi Bataviache Verkeers Maatchppiji (BCMNV). Selain trem juga mengoperasikan bus.

Pada 1942 - 1947 mulai berubah nama menjadi Djakarta Shinden Jakarta Tram dan mengoperasikan Tram, seluruh armada bus dipakai oleh Jepang untuk berperang. Kemudian pada 1947 kembali menjadi BVMNV.

Pada 1954 pemerintah Indonesia menasionalisasi BVMNV menjadi PT Perusahaan Pengangkutan Djakarta Sebagai tindak lanjut nasionalisasi tersebut, dengan akta notaris Mr. Raden Suwandi No. 76 tanggal 30 Juni 1954 dan No.82 tanggal 21 Desember 1954. Kemudian pada 1961 menjadi PN PPD, pada 1984 menjadi Perum PPD.




(kil/zlf)

Hide Ads