Satu Lagi Jembatan yang Dibangun Pakai Utang Selesai

Satu Lagi Jembatan yang Dibangun Pakai Utang Selesai

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 08 Jan 2022 15:30 WIB
Jembatan Pulau Balang
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -

Kementerian PUPR telah menyelesaikan proses pembangunan Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur. Hal ini ditandai dengan penandatanganan prasasti pembangunan jembatan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Di mana tertera pula nama kontraktor dan konsultan, kami semua ikut bertanggungjawab," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya, ditulis Sabtu (8/1/2022).

Pembangunan Jembatan Pulau Balang ini dibiayai menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) periode tahun anggaran 2015-2021 senilai Rp 1,4 triliun. Dengan demikian pembangunan jembatan ini melibatkan masyarakat yang sudah ikut membeli SBSN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari catatan Kementerian Keuangan, sudah banyak proyek strategis yang dibangun menggunakan SBSN. Manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Hingga 2021 proyek yang dibiayai menggunakan SBSN ini mencapai 3.447 proyek yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Misalnya pembangunan infrastruktur perkeretaapian Trans Sulawesi (Parepare-Makassar), Trans Sumatera dan Double Track KA Selatan Jawa. Lalu ada juga pembangunan jalan dan jembatan di berbagai provinsi seperti Youteva di Jayapura, Papua.

ADVERTISEMENT

Jembatan Pulau Balang menghubungkan kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur. Jembatan ini akan meningkatkan konektivitas Jalan Lintas Selatan Kalimantan yang menjadi jalur utama angkutan logistik di Pulau Kalimantan.

Saat ini, kendaraan dari Balikpapan menuju Penajam dan akan melanjutkan perjalanan ke Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan dan kota lainnya harus memutar dengan jarak sekitar 80 km dengan waktu tempuh 4 jam.

Alternatif lainnya adalah menggunakan kapal ferry dengan waktu penyeberangan sekitar 1,5 jam belum ditambah waktu antri menuju kapal ferry.

Waktu antre akan bertambah lama apabila bertepatan dengan hari libur mengakibatkan waktu tempuh dan biaya angkut kendaraan tidak efisien.

Dengan adanya jembatan tersebut, maka jarak tempuh akan menjadi lebih pendek yakni sekitar 30 km dan dapat dilintasi hanya dalam satu jam.

Selain sebagai penghubung jaringan jalan poros selatan Kalimantan, jembatan ini juga mendukung rencana pembangunan pelabuhan peti kemas Kariangau dan kawasan industri Kariangau.

Jembatan tipe cable stayed ini dibangun bersama antara Kementerian PUPR bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Penajam dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Konstruksi jembatan utama sepanjang 804 meter, jembatan pendekat sepanjang 167 meter, dan jalan akses sepanjang 1.969 meter dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

(kil/eds)

Hide Ads