Tanah lempung menjadi salah satu kendala dalam proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kondisi ini dialami saat pembangunan terowongan (tunnel) 2 yang berlokasi di Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, dan di tunnel 6 di Kecamatan Sukatani, Purwakarta.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun turun ke lokasi mengecek kondisi tersebut.
"Tadi Pak profesor Wayan sudah menjelaskan, memang tanah di sini ada tanah lempung, tapi sekarang teman-teman dari Tiongkok ahli-ahli dengan kita bergabung sudah ketemu penyelesaiannya," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman dan Bidang Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan usai melakukan pengecekan di tunnel 2, Rabu (12/01/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menjelaskan dari hasil dari pengamatan dan penelitian dari para ahli baik dari Tiongkok maupun dalam negeri, dengan melakukan pengeboran di sejumlah titik tanah lempung itu agar pergerakkan tanah bisa diminimalisasi. "Sudah makin baik tadi, sudah dikerjakan di dalam, di atas sudah di-grouting, di-bor dan dicor dengan bahan beton. Menurut ahli tadi itu akan mengurangi atau menahan goyangan," katanya.
"Aman lah, kalau enggak aman saya enggak masuk ke dalam (terowongan)," ucap Luhut menegaskan.
Luhut mewakili pemerintah bersama pihak KCIC sudah melakukan pemeriksaan daerah yang akan menjadi jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dia pun sudah menduga akan ada kendala dari karakter tanah di sejumlah titik.
"Memang dari awal sudah kita duga struktur tanah di sini banyak tanah lempung, tapi kita tidak bayangkan separah ini," ujar Luhut.