Pasokan Air Bersih Bisa Seret Gegara Krisis Iklim, Bagaimana Siasatinya?

Pasokan Air Bersih Bisa Seret Gegara Krisis Iklim, Bagaimana Siasatinya?

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 25 Jan 2022 15:58 WIB
World Water Day atau Hari Air Sedunia adalah perayaan tahunan yang dilakukan untuk kembali menarik perhatian publik pada pentingnya air bersih dan penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Perubahan iklim di masa depan diprediksi akan menjadi semakin ekstrem. Hal ini tentunya dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia khususnya. Peningkatan secara perlahan terhadap unsur-unsur iklim berupa suhu udara, curah hujan, dan tekanan udara menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius.

Perubahan iklim ini dikhawatirkan akan berdampak negatif pada ketersediaan air. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya suhu udara menyebabkan semakin cepatnya proses penguapan maupun terbuangnya air ke laut sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas air tanah yang menjadi semakin cepat berkurang.

Direktur Utama PT Krakatau Tirta Industri (KTI), Alugoro Mulyowahyudi, menyampaikan bahwa air merupakan sumber energi alternatif terbarukan yang ada di Bumi. Hampir 97% air di Bumi adalah air yang mengandung garam (air laut) dan hanya 3% berupa air tawar. Air tawar ini dimanfaatkan di berbagai sektor kehidupan, seperti untuk konsumsi sehari-hari, kebutuhan industri, PLTA, dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adanya perubahan iklim dapat mengakibatkan tingginya penguapan dan menyebabkan tingginya curah hujan. Curah hujan yang terlalu tinggi ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air baku akibat perubahan kondisi lingkungan di hulu sungai dan sumber air lainnya yang tidak didukung dengan jumlah tumbuhan penyangga yang memadai. Kondisi ini menyebabkan air hujan tidak dapat diserap dengan baik sehingga ketersediaan air tanah menjadi tidak terjaga dengan baik. Dampak lainnya, hal ini mendorong tingginya laju air menuju laut yang tidak dapat kita manfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari maupun mendukung kegiatan industri di hilir, termasuk menyebabkan sedimentasi atau konsekuensi dari daya rusak air itu sendiri. Hal ini harus kita tangani bersama dengan strategi yang baik," ucap Alugoro pada keteranganya Selasa (25/01/2022).

Alugoro juga menjelaskan ketersediaan air bersih semakin lama akan kian menurun akibat pencemaran lingkungan, kerusakan daerah tangkapan hujan, dan diperburuk dengan perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

Bagaimana solusinya? Buka halaman selanjutnya.

Salah satu solusi dalam menghadapi perubahan iklim dan menjamin ketersediaan air bersih di tengah masyarakat dan kebutuhan industri yaitu melalui pengembangan layanan air bersih yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"KTI yang merupakan afiliasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah mengembangkan layanan air bersih terintegrasi untuk masyarakat maupun sektor industri. Bahkan kompetensi kami juga mendukung untuk dapat menjadi penyedia jasa pengelolaan air limbah dan memastikan terpenuhinya baku mutu lingkungan sekaligus pemanfaatan kembali hasil olahan air limbah tersebut menjadi air proses produksi maupun peruntukan lainnya," ungkap Alugoro.

Selain itu, KTI sampai saat ini telah melakukan pemanfaatan air permukaan dari beberapa sungai dan waduk yang ada di Provinsi Banten meliputi Sungai Cidanau, Sungai Cipasauran, dan Waduk Nadra Krenceng. Pengolahan air bersih ini dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi disertai dengan perawatan secara berkala untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan.

"KTI berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan air bersih terintegrasi serta pengolahan air limbah menjadi air bersih untuk menjaga ketersediaan air bersih di tengah masyarakat dan industri. Komitmen ini tentu saja dengan tetap memastikan proses yang kami lakukan ramah lingkungan guna menghadapi tantangan perubahan iklim ke depannya," tutup Alugoro.


Hide Ads