Jakarta -
Desa Wadas saat ini menjadi perbincangan hangat. Batu andesit di desa yang terletak di Kecamatan, Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini hendak ditambang untuk bahan baku proyek Bendungan Bener
Hal itu lah yang sekarang menjadi sebab konflik antara warga Desa Wadas dan aparat gabungan yang ada di desa tersebut. Sekelompok aparat datang ke desa dan menangkap warga yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit.
Hasil tambang batu andesit tersebut nantinya akan dijadikan bahan baku proyek pembangunan Bendungan Bener di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Geologi di Pusat Riset Oseanografi - BRIN, Yunia Witasari mengatakan pertambangan andesit di Desa Wadas sebenanrya sudah lama ada. "Setahu saya memang banyak batu andestinya di situ dan dari dulu ditambang," katanya, kepada detikcom, Rabu (09/02/2022).
Meski sudah lama ada aktivitas pertambangan sejak dulu, menurutnya, ada kemungkinan sekarang ini ditemukan lagi letak andesit di desa itu yang bagus untuk ditambang
"Mungkin yang selama ini belum terbuka keluar. Jadi, setelah ada pembukaan lahan, baru ketemu ternyata ada lagi (batu andesit)," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, di Indonesia sebenarnya banyak sekali lokasi batu andesit. Batuan andesit merupakan batuan umum yang terletak di yang ada gunung apinya. Batu andesit itu muncul dari daerah yang gunung apinya pernah erupsi mengeluarkan lava sejuta tahun yang lalu.
Batu andesit menjadi begitu penting untuk bahan baku pembangunan mengingat nilainya yang tinggi. Batu ini biasa digunakan sebagai salah satu bahan bangunan.
Dilansir dari situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, batu andesit biasa digunakan sebagai bahan baku fondasi bangunan, agregat beton, ubin lantai dan dinding.
Simak juga 'Warga Wadas yang Dipulangkan Polisi Tetap Tolak Tambang':
[Gambas:Video 20detik]
Selain itu, laman GeologyScience menjelaskan batu andesit biasa digunakan untuk bahan pengisi dalam konstruksi bangunan dan konstruksi jalan, digunakan dalam desain lanskap dan taman, serta digunakan dalam konstruksi patung dan monument.
Andesit merupakan salah satu jenis batuan vulkanik. Nama andesit diambil dari nama pegunungan Andes, pegunungan yang membentang di sepanjang pesisir barat Amerika bagian selatan.
Dengan kandungan silika menengah, andesit biasanya memiliki karakteristik warna abu-abu dan berbutir halus. Batu andesit ini terbentuk ketika rongga yang ditinggalkan oleh gelembung gas di magma yang mengeras terisi.
Andesit meletus dari gunung berapi dan umumnya ditemukan berdekatan dengan abu vulkanik dan tufa. Andesit terbentuk oleh pendinginan lava, maka dari itu batu andesit diklasifikasikan sebagai batuan vulkanik.
Batu andesit penuh dengan komposisi mineral. Batu andesit harus dipecahkan untuk melihat warna dan komposisi mineralnya dengan baik. Kandungan mineral yang terdapat di batu andesit antara lain mineral plagioklas feldspar, amphibole, kuarsa dan piroksen.
Sebelumnya diberitakan, luas tanah di Desa Wadas akan dibebaskan mencapai 124 hektar untuk penambangan batu andesit. Warga pun cemas penambangan itu nantinya akan merusak sumber mata air dan sawah, lantaran sebagian besar mata pencaharian mereka adalah petani.
Warga menganggap lahan itu adalah sumber kehidupan mereka dan ketika ditambang berarti menghilangkan penghidupan Wadas yang berada di kawasan perbukitan Menoreh tersebut. Hal itulah yang menjadi pertimbangan warga untuk menolak dilakukan pertambangan.
Mengenai proyek Bendungan Bener yang membutuhkan tambang batu andesit, ini merupakan proyek yang dipegang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pimpinan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Rencana konstruksi proyek bendungan telah dimulai sejak 2018 dan direncanakan selesai pada 2023 mendatang.
Melansir laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Rabu (9/2), Bendungan Bener atau Waduk Bener adalah waduk yang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Bendungan ini direncanakan akan mengairi lahan sawah seluas 15.069 hektare. Hal ini sesuai dengan program pemerintah untuk memperbanyak waduk guna mendukung proyek ketahanan pangan.
Keberadaan Waduk Bener diharapkan dapat mengurangi debit banjir sebesar 210 meter kubik per detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 meter kubik per detik, dan menghasilkan listrik sebesar 6 MW. Sumber air Waduk Bener berasal dari Sungai Bogowonto, salah satu sungai besar di Jawa Tengah.
Nama Waduk Bener diambil dari lokasinya yang berada di Kecamatan Bener, Purworejo. Proyek ini berada sejauh sekitar 8,5 kilometer dari pusat kota Purworejo. Bendungan Bener merupakan proyek yang didanai langsung APBN lewat Kementerian PUPR.
Pemilik proyek Waduk Bener ini adalah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang berada di bawah Ditjen Sumber Daya Air PUPR. Proyek Waduk Bener digarap oleh tiga BUMN karya yakni PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Total investasi Waduk Bener mencapai Rp2,06 triliun dan dengan kucuran dana dari APBN-APBD.
Pembangunan Bendungan ini memerlukan tambang batuan andesit di Desa Wadas. Karena itulah lahan Desa Wadas diperlukan.
Mengutip laman Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Dwi Purwantoro mengklaim Pembangunan Bendungan Bener akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan sangat berpihak pada kepentingan masyarakat setempat.
"Wadas akan digali material batunya untuk pembangunan Bendungan Bener dengan melalui proses pengadaan tanah terlebih dahulu. Kemudian, masyarakat mendapat uang ganti kerugian dengan nilai yang melebihi harga pasaran. Kegiatan ini juga mendatangkan lapangan pencaharian baru pada saat pelaksanaan pengambilan material quarry," katanya.