Indonesia mendapatkan bantuan dari Jerman dalam rangka membangun infrastruktur hijau yang ramah lingkungan. Totalnya ada 15 proyek yang akan dikerjasamakan dengan total investasi mencapai 2,5 miliar Euro atau mencapai Rp 40 triliun dalam program Green Infrastructure Initiative (GII).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia terbuka untuk investasi dan transfer teknologi, terlebih terkait dengan green investment alias investasi ramah lingkungan.
"Masyarakat kami layak untuk mendapatkan air dan udara yang bersih, dan kami berusaha untuk menyediakannya demi generasi berikutnya serta komunitas global. GII akan menjadi cara untuk mewujudkannya," ujar Luhut saat melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah Jerman, Minggu (13/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada 15 ajuan proposal dari empat provinsi yang disepakati dalam pertemuan Luhut dengan Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman Svenja Schulze. Mulai dari proyek di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali untuk dapat dilakukan studi kelayakan awal.
15 ajuan proyek tersebut terdiri dari sektor Pengelolaan Sampah Padat, Pengelolaan Air dan Air Limbah, serta Transportasi Publik Perkotaan. Ketiga sektor tersebut merupakan tiga sektor yang menjadi fokus dari GII.
Salah satu proyek yang diajukan adalah Integrated Citarum Wastewater Management proyek tersebut merupakan bagian dari program 'Citarum Harum' dan salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Selain Citarum, beberapa proyek ajuan lainnya adalah Low Carbon Tourism Destination Development: Nusa Penida Islands, Surabaya Regional Railway Line - 2nd Phase Jawa Timur, TPA Regional, dan TPST Regional Magelang dan Borobudur Jawa Tengah.
Regional Sanitary Landfill (TPA) Sarbagita juga menjadi proyek ajuan untuk GII dalam menangani sampah di kawasan Sarbagita yang sudah menjadi perhatian negara.
GII sendiri adalah kerja sama bilateral strategis antara pemerintah Indonesia dan Jerman. Inisiatif ini disepakati pada tahun 2019 di Berlin dan mencakup fasilitas Kerjasama Keuangan (FC) lima tahun hingga 2,5 miliar Euro untuk mendukung proyek infrastruktur yang ramah lingkungan bersama dengan kerjasama teknis yang dibiayai hibah untuk mengidentifikasi dan mempersiapkan proyek.
(hal/dna)