Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan ada penurunan kualitas kondisi jalan di Indonesia. Jalan awalnya dalam kondisi baik, banyak yang turun kualitasnya
"Yang besarnya adalah di jalan kondisi sedang. Ini secara fundamental harus kita perbaiki. Karena jalan sedang ini relatif marjinal, mudah turun menjadi jalan yang rusak ringan," kata Hedy saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (29/6/2022).
Di sisi lain terbatasnya anggaran dari pemerintah membuat pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Ia mengaku kesulitan mendapatkan sumber-sumber pembiayaan untuk preservasi jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga kami mohon maaf kalau kondisi jalan kita saat ini, walaupun relatif secara trafik cukup aman dilalui tapi mungkin belum terasa nyaman," kata Hedy menambahkan.
Hedy memberikan ilustrasi kondisi jalan raya saat ini. Untuk kondisi rusak berat, kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan 5 km-10 km per jam. Kondisi rusak ringan 10 km -20 km, kondisi sedang 20 km - 40 km, dan kondisi baik 40 km - 60 km per jam.
Menurunnya kondisi jalan raya harus segera ditangani. Jika tidak, ada potensi pembengkakan anggaran untuk biaya perbaikan selanjutnya.
"Kalau kita tidak tangani dengan cepat, ada suatu rule of term di bidang ilmu jalan yang tadinya butuh Rp 1 juta bisa jadi Rp 10 juta dalam 2-3 tahun karena rusaknya terlalu berat," imbuhnya.
Dalam rapat tersebut, Hedy menyebut target PUPR hingga 2024 adalah meningkatkan kemantapan jalan hingga 97%. Namun, ia mengatakan ada gap pencapaian kemantapan jalan, sehingga prediksi realistisnya hanya sebesar 95,83%.
Baca juga: Duh, Jalan Darurat Kok Begini Amat |