Proses pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) atau skywalk di kawasan Kebayoran Lama sedang dilakukan. Di sisi lain, ternyata pembangunan fasilitas publik ini mengakibatkan puluhan pedagang barang loak di samping Stasiun Kebayoran terpaksa digusur.
Sebelum pembangunan ini dilakukan, kawasan Stasiun Kebayoran Lama dikenal dengan tempat penjualan barang loak dan barang antik, di mana terdapat puluhan pedagang kaki lima (PKL) dan kios-kios yang menjual barang tersebut.
Sejalan dengan pembangunan skywalk itu, akhirnya pemerintah terpaksa melakukan penggusuran sementara kepada para PKL barang loak di samping stasiun itu. Informasi ini disampaikan oleh salah satu warga lokal sekaligus pengelola pedagang kaki lima (PKL) barang loak, Rifal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan dulu sejajaran pedagang semua, tapi digusur karena pembangunan ini. Akhirnya dipindah semua ke depan sana oleh RT sini," ujar Rifal saat berbincang dengan detikcom, Jakarta, Jumat (29/7/2022).
Penggusuran dan pemindahan pun berjalan damai karena sebelumnya telah dilakukan sosialisasi oleh pihak kontraktor. Hanya saja, kejadian ini berdampak pada penurunan pendapatan karena jalan tersebut sempat ditutup sehingga tidak ada orang yang lewat.
"Pembeli sempat sepi, jadi semua pedagang dipindahkan ke depan sana. Tapi nanti setelah selesai pembangunan akan kembali lagi ke sini. Katanya sih sampai November atau Desember akhir tahun ini," tuturnya.
Salah satu penjual sepatu di kawasan tersebut, Daus mengkonfirmasi, memang benar terjadi penurunan pendapatan. Bahkan, penurunan tersebut mencapai lebih dari 50%.
"Iya jelas (penurunan pendapatan). Saya sebulan bisa dapet Rp 10 juta biasanya, ini saya cuma Rp 2,5-3 jutaan. Lebih dari 50% itu. Pusing juga banyak pengeluaran kita" ujar Daus.
Daus tidak termasuk ke dalam pedagang yang digusur karena ia menyewa kios di samping kawasan barang antik dengan biaya Rp 1,5 juta per bulan. Meski demikian, dengan adanya proyek pembangunan ini, jalanan pun akhirnya ditutup sehingga tokonya pun sepi pengunjung.
"Pembelinya itu kan dari sana ke sini, nah nggak bisa (lewat jalan yang ditutup). Jadi ya semakin sedikit yang lewat," katanya.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Sementara itu, nasib yang tidak jauh berbeda juga dirasakan Anton, pedagang handphone bekas yang mengalami penggusuran. Dari yang semula bisa laku 3-5 barang per hari, kini satu barang per hari pun sulit.
"40-an pedagang kayanya ada itu. Melarat, pada nangis semua. Kalau sudah sore malah rugi. Ya kalau sekarang, asal balik modal aja," ujar Anton.
"Semenjak ada ini (pembangunan), ya gimana ya, nggak ada yang beli. orang kan mengharapkan yang sering jalan-jalan sore," tambahnya.
Jamaludin, salah satu pedagang handphone lainnya turut merasakan keresahan yang sama. Ia mengatakan, saat ini yang dibutuhkan para pedagang ialah fasilitas tempat mereka bisa berjualan.
"Cari fasilitas usaha sekarang susah. Ya alhamdulillah dapetnya disini (lokasi baru), ya begini lah adanya," ujar Jamaludin.
Ia berharap, ke depannya pemerintah bisa membantu dalam memberikan fasilitas tempat jualan.
Di sisi lain, Rusman, PKL barang loak yang turut mengalami penggusuran mengatakan, kejadian ini juga merupakan salah satu resiko dari pedagang loak. Dirinya juga mengatakan, tidak bisa berharap dengan kondisi ke depannya. Bisa jadi, setelah pembangunan, tidak semua pedagang bisa kembali berjualan di samping stasiun itu.
"Wah nggak bisa berharap saya. Mayoritas kalo uda dibangun itu pergi aja pedagang udah. Soalnya dari dulu nggak ada yang ngelola pedagang-pedagang daerah gini," kata Rusman.
"Kita mah harus nurut aja sama orang atas (pemerintah). Siap-siap aja," tambahnya.
Yang membuat perpindahan tempat jualan ini memberatkannya ialah, lokasinya yang berada di pinggir jalan raya di mana kendaraan ramai berlalu lalang dengan kecepatan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan pengunjung.
"Ada penurunan drastis. Alhamdulillah ada aja laku per hari. Tapi ya ngeluh banget ini. Setelah dipindahin, pendapatan buat makan aja susah," ujar Rusman.
"Kalau di sana enaknya motor mobil nggak kenceng-kenceng. Kalau di sini pinggir jalan raya banget," tuturnya.
Perlu diketahui, proyek pembangunan ini akan menghubungkan Halte Trans Jakarta (TJ) Velbak, Halte Kebayoran, dan Stasiun Kebayoran Lama. Sejalan dengan pembangunan skywalk tersebut, turut dibangun pula fasilitas lift dan tangga berjalan atau eskalator di beberapa halte Trans Jakarta di kawasan tersebut.
(das/das)