Pembangunan MRT Jakarta fase II mengalami beberapa perubahan. Hal ini dibahas langsung dalam rapat internal yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan diikuti para menterinya kemarin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada proyek MRT Jakarta fase II di antaranya titik akhir proyek MRT Utara-Selatan Jakarta.
Menurut Airlangga rencana awal titik akhir MRT Jakarta fase II di Ancol Barat kemungkinan akan berubah, pasalnya ada masalah pada lahan yang disediakan di Ancol Barat. Ada opsi titik akhir dipindah ke wilayah Ancol lainnya ataupun di dekat kawasan Marina, Ancol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arahan Bapak Presiden tentu untuk melihat titik akhir daripada proyek ini, karena titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan sehingga diminta dipertimbangkan dan dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina," ungkap Airlangga dalam keterangannya, dikutip Kamis (25/8/2022).
"Tentu ini nanti diharapkan dari perolehan lahan baik dari Menteri ATR/BPN maupun Gubernur DKI," ungkapnya.
Di sisi lain, Airlangga juga menyampaikan dalam proyek strategis MRT Jakarta Selatan-Utara kemungkinan ada perubahan biaya proyek. Biaya proyek kemungkinan membengkak dari awalnya Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun.
Bengkaknya proyek MRT Jakarta ini terjadi akibat kompleksitas konstruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil karena masuk ke dalam Kota Tua, sehingga perlu lebih berhati-hati.
"Panjang MRT Jakarta North-South sepanjang 12,3 km seluruhnya masuk di underground. Berbeda dari yang sebelumnya yaitu 15,7 km yang terdiri dari 5,7 km underground dan elevated 10 km," tambah Airlangga.
Simak juga Video: Menhub Ke Jepang Percepat Pembangunan Infrastruktur Transportasi