Operasi LRT Jabodebek Molor Mulu, Kenapa Ya?

Operasi LRT Jabodebek Molor Mulu, Kenapa Ya?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 14 Sep 2022 07:30 WIB
LRT jabodebek
Foto: Dok. KAI
Jakarta -

Masyarakat Jakarta dan sekitar rasanya mesti lebih sabar untuk menggunakan moda transportasi terbaru, LRT Jabodebek. Sebab, LRT Jabodebek baru operasi Juni 2023.

Target operasi ini molor cukup lama dari semula. Awalnya, LRT Jabodebek ditargetkan operasi pada tahun 2019.

Beroperasinya LRT Jabodebek di Juni 2023 setelah adanya koordinasi dari berbagai pihak. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil pembahasan kami dengan para pihak yang terkait diharapkan nanti bulan Juni tahun depan mulai beroperasi," kata Entus.

Entus mengatakan, secara fisik proyek LRT Jabodebek sebetulnya sudah hampir rampung. Namun, karena LRT ini dioperasikan tanpa masinis maka perlu dipastikan dari aspek keamanan dan keselamatannya.

ADVERTISEMENT

"Untuk memastikan, karena ini tanpa masinis, driverless untuk memastikan bahwa safety-nya ini sesuai ada tambahan dari berbagai pihak supaya safety-nya terpenuhi akhirnya yang kami kerjakan ini sistem yang dibangun oleh Siemens yang lazim memang biasa dikerjakan. Kemudian dari mitra BUMN kita ada LEN," jelasnya.

Dia mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT KAI (Persero) juga melakukan kajian atas sistem LRT Jabodebek. Sehingga, butuh waktu panjang untuk operasi.

"Sebagai operator dari KAI juga menyelenggarkan review atas sistem ini dan juga Kemenhub untuk safety-nya juga menyelenggrakan review sehingga penyusunan integrasi sistem ini membutuhkan waktu jadi lebih panjang," terangnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Jika merunut ke belakang, awalnya LRT Jabodebek ditargetkan operasi 2019. Pada 2017 lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi masih menargetkan proyek ini rampung di akhir 2018 atau paling lambat awal 2019. Hal itu ia sampaikan saat pemerintah merestui perubahan penggunaan sistem persinyalan fixed block menjadi moving block. Perubahan sistem persinyalan ini berimbas pada nilai proyek yang bertambah Rp 300 miliar.

"Kita setuju moving block. Tapi saya minta komitmen dengan semua pihak, berkaitan dengan waktu dan biaya. Tadi sudah ada komitmen waktunya tidak berubah," tegas Budi Karya di Kantor Kemenko Maritim, 12 Juli 2017.

Di dalam situs Komisi Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) tertulis, investasi LRT Jabodebek Rp 29,9 triliun. Kemudian, rencana awal kontruksi tahun 2015 dan target operasi komersial 2019.

Selanjutnya, pada Januari 2019 terungkap target operasi secara komersial LRT Jabodebek mundur pada Maret 2021. Saat itu, progres pembangunan LRT mencapai 56,1%.

"Komersial either di akhir 2020 atau pertengahan 2021," kata Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Pundjung Setya Brata saat itu.

Dia mengatakan, perhitungan LRT Jabodebek beroperasi Maret 2021 dengan mempertimbangkan bahwa pembebasan tanah untuk depo LRT di Bekasi Timur tuntas di Maret 2019. Kemudian yang juga jadi pertimbangan adalah sudah dicapai kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kesepakatan tersebut terkait titik Stasiun LRT Dukuh Atas.

"Jadi Maret 2021 dengan kondisi depo Maret (2019) dibebaskan semua kemudian (Stasiun) Dukuh Atas sudah bisa dikerjakan," sebutnya.

Pada tahun 2020, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto kala itu menyebut seluruh lintas LRT Jabodebek akan selesai 2021. Kemudian, target operasi secara penuh pada pertengahan 2022 lantaran depo belum selesai. Artinya, target operasi mundur lagi.

Saat itu, Budi mengakui target operasi ini mundur dari target yang sempat dicanangkan sebelumnya yakni pada Juni 2021. Kemunduran target ini terjadi lantaran masih terkendala permasalahan lahan pada lokasi depo.

"Kalau signalingnya GOA3 diseluruh jalur pada 2021 sudah bisa semua, tapi kalau termasuk depo baru 2022, karena lahan depo mundur," katanya.

Di awal tahun 2022 ini, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengatakan layanan LRT Jabodebek akan beroperasi pada Agustus 2022. Ia mengakui target itu sudah molor dari awalnya Juli 2019.

"Target COD (Commercial Operation Date) semula Juli 2019 mengalami kemunduran menjadi Agustus 2022. Hal ini terutama terkait permasalahan di depo Bekasi Timur dan tahun 2020 dan 2021 mengalami pandemi COVID-19," katanya, 19 Januari 2022.

Sejumlah masalah tersebut pun menyebabkan dana pembangunan proyek membengkak sebanyak Rp 2,6 triliun (cost overrun). Jadi, total investasi LRT Jabodebek bertambah jadi Rp 32,5 triliun naik dari sebelumnya Rp 29,9 triliun.

"Cost overrun sebesar Rp 2,6 triliun akan menjadi beban peminjam dalam hal ini PT KAI. Pada 2020 dan 2021 PT KAI mengalami tekanan kerugian, maka sesuai Perpres nomor 49 tahun 2017 PT KAI menerima dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) yang digunakan untuk memenuhi cost overrun agar LRT Jabodebek bisa terlaksana beroperasi di 2022," jelasnya.

Lebih lanjut, meski akan beroperasi untuk umum pada Agustus 2022, diakui belum sepenuhnya proyek LRT Jabodebek selesai.

"Pada Agustus nanti belum mencakup keseluruhan lintasan hanya lintasan utama dan untuk depo akan dioperasikan secara manual, dan beroperasi secara full pada 2023," katanya.


Hide Ads