Banyak Bandara 'Mati Suri' di RI, Kemenhub Buka Suara

Banyak Bandara 'Mati Suri' di RI, Kemenhub Buka Suara

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2022 15:25 WIB
Sederet bandara dibangun di berbagai lokasi dengan kucuran uang APBN. Ironisnya, setelah selesai dibangun bandara itu malah jadi sepi bagaikan mati suri.
Foto: Bima Bagaskara/detikcom
Jakarta -

Beberapa bandara tiba-tiba jadi sorotan. Bandara-bandara itu dinilai 'mati suri' karena sepi penumpang. Padahal, bandara-bandara ini dibangun dengan anggaran jumbo dari APBN.

Dalam catatan detikcom, setidaknya ada 4 bandara yang disebut-sebut mengalami mati suri. Mulai dari Bandara Ngloram Cepu, Bandara Soedirman Purbalingga, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, hingga Bandara Kertajati Majalengka. Nama terakhir dicap sebagai bandara internasional dan dibangun secara megah.

Menurut Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, bandara tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek. Manfaat bandara akan dirasakan dalam waktu menengah dan panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman," kata Plt Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022).

Di sisi lain, Nur Isnin mengatakan trafik penerbangan pun memang turun dalam beberapa tahun terakhir. Semua karena pandemi COVID-19, pergerakan pesawat maupun penumpang berkurang maka bandara pun sepi.

ADVERTISEMENT

Menurutnya pun penurunan tersebut berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang untuk menjaga protokol kesehatan. "Kita ketahui, pandemi membuat pergerakan pesawat, jumlah penumpang dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan," kata Nur Isnin.

Nur Isnin pun bicara soal beberapa bandara yang banyak disebut mati suri. Bandara Kertajati misalnya, menurut Nur Isnin sebelum pandemi sudah ada penerbangan di bandara internasional tersebut. Namun sejak pandemi, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang.

Tentunya, Nur Isnin bilang pihaknya akan terus mengupayakan agar para maskapai kembali membuka rute-rute penerbangan untuk melayani penumpang dari dan menuju Bandara Kertajati. November mendatang bandara itu akan digunakan untuk penerbangan umrah.

"Mulai November nanti, Bandara Kertajati bersiap melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umrah," ujar Nur Isnin.

Nur Isnin juga mengatakan dengan adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan Oktober 2022, bandara tersebut diyakini akan ramai. Pasalnya, jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja.

Dia juga bicara soal sepinya Bandara Ngloram, Bandara Soedirman, hingga Bandara Wiriadinata. Nur Isnin mengatakan sebelum terjadinya pandemi, bandara ini sudah beroperasi dan melayani rute penerbangan. Namun lagi-lagi pandemi yang mengurangi trafik penerbangan membuat bandara tersebut jadi sepi.

Malah, dia mengklaim ketika Bandara Halim Perdanakusuma ditutup dan direvitalisasi, beberapa penerbangan pesawat kecil dialihkan ke Bandara Ngloram, Bandara Soedirman, hingga Bandara Wiriadinata.

"Dengan adanya penutupan sementara Bandara Halim ini, tentunya berdampak kepada sejumlah rute penerbangan pesawat propeller dari Halim menuju bandara-bandara lainnya seperti Ngloram, JB. Soedirman dan Wiriadinata," kata Nur Isnin.

Namun dia meyakini industri penerbangan mulai pulih.

Industri Penerbangan Mulai Pulih

Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Nur Isnin memang masih perlu waktu bagi trafik penerbangan untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi. Bila bandara masih sepi bisa jadi disebabkan oleh hal tersebut. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.

"Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55% sampai dengan 60 % dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan," ungkap Nur Isnin.

Industri penerbangan sendiri memang mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi COVID-19. Berdasarkan data industri penerbangan global oleh International Air Transport Association (IATA), momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat.

Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi atau pada tahun 2019. Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.

Dia pun yakin dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Kementerian dan Lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan. Nur Isnin menegaskan pihaknya akan mengupayakan untuk membuat bandara kembali ramai.

"Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan," ujar Nur Isnin.



Simak Video "Video: Melihat Bandara Husein Sastranegara yang Kini Sepi Aktivitas"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads