Biang Kerok Banjir
Menurutnya, biang kerok utama banjir adalah tingginya curah hujan di daerah hulu dan daratan tinggi sekitar Jakarta, sehingga membuat limpahan air kiriman menjadi lebih banyak.
Akibat dari curah hujan tinggi, membuat kapasitas sungai-sungai di Jakarta terlampaui. Hal ini membuat beberapa sungai di Jakarta, terlebih lagi Sungai Ciliwung meluap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian kemarin di daerah aliran sungai Ciliwung ada limpahan air datang dari hulu, ini memang karena curah hujan di hulu tinggi otomatis kapasitas sungai terlampaui. Karena terlampaui makanya air melimpah," jelas Anies.
Menurut Anies kapasitas sungai dan drainase di Jakarta hanya mampu untuk menampung volume air hujan sebesar maksimal 100 milimeter per hari. Sebagai contoh, kapasitas drainase wilayah Jakarta mencapai 50 milimeter, dan di khusus di jalan protokol 100 milimeter per hari.
Sementara itu hujan yang mengguyur di Jakarta dan sekitarnya volumenya mencapai 140-180 milimeter per hari. Bahkan hujan dengan volume 180 milimeter itu mengguyur dalam waktu cepat, 2-3 jam. Maka wajar saja menurutnya Jakarta banjir.
"Ketika volume air hujan melampaui kapasitas sungai dan drainase, tentu akan jadi genangan dan banjir," ungkap Anies.
(hal/dna)