Perusahaan rokok asal Kediri, Jawa Timur, Gudang Garam, mulai melebarkan bisnisnya ke pembangunan infrastruktur. Perusahaan memulai bisnisnya dengan membangun dua proyek besar di Kediri.
Mulai dari pembangunan bandara hingga jalan tol. Terbaru, proyek jalan tol yang diprakarsai perusahaan sudah mulai memasuki proses tender. Gudang Garam memprakarsai proyek jalan Kediri-Tulungagung.
Tol sepanjang 44,51 km tersebut saat ini sedang dalam proses tender, hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit. Dia mengatakan rencana tahun depan dilakukan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Saat ini) proses lelang. Untuk tol Kediri-Tulung Agung rencana PPJT di kuartal IV tahun 2023," kata Danang saat dihubungi, Jumat (25/11/2022).
Mengutip laporan BPJT per November 2022, progres tender Tol Kediri-Tulungagung masih dalam evaluasi Dokumen Prakualifikasi Peserta, di mana Gudang Garam sudah dinyatakan sebagai pemenang tahapan prakualifikasi tender.
Nantinya setelah proses PPJT akan dilanjutkan dengan proses pendanaan, perencanaan teknis hingga pelaksanaan konstruksi. Dengan begitu untuk masa konstruksi masih membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Proyek ini pun nampak serius untuk digarap, bahkan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar telah memberikan sosialisasi rencana pembangunan Tol Kediri-Tulungagung kepada 1.031 warga terdampak pada 31 Oktober 2022. Warga yang terdampak pembangunan tol berasal dari 2 kecamatan dan 8 kelurahan.
"Tersebar di dua kecamatan yakni kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Kota, pada delapan kelurahan yakni Kelurahan Semampir, Bujel, Sukorame, Pojok, Mrican, Gayam, Ngampel, dan Mojoroto," kata Abdullah dikutip dari situs Pemkot Kediri.
Dari catatan detikcom, Gudang Garam sudah membentuk perusahaan sendiri untuk menjalankan bisnis jalan tol. Tepatnya dengan mendirikan cucu usaha PT Surya Kertaagung Toll (SKT) sejak November 2020.
PT SKT dibentuk oleh anak usaha Gudang Garam PT Surya Kerta Agung (SKA). Perusahaan didirikan sejak 6 November 2020.
Nilai investasi tol Kediri-Tulungagung mencapai Rp 10,25 triliun untuk 50 tahun masa konsesi. Lingkup proyek termasuk melakukan pendanaan dan pengadaan tanah, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan untuk keseluruhan jalan.
Sebelumnya, Gudang Garam juga membangun bandara. Baca selengkapnya di halaman berikutnya
Sebelum terjun ke bisnis jalan tol, Gudang Garam juga melakukan pembangunan bandara. Melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama, Gudang Garam mulai membangun bandara yang bernama Bandara Dhoho di medio April 2020.
Bahkan, bandara yang satu ini sudah dicap sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dari pemerintah. Bandara Dhoho pun digadang-gadang bakal menjadi bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni tanpa menggunakan APBN, tepatnya semua modal akan diberikan oleh Gudang Garam.
Total nilai investasi mencapai Rp 10,8 triliun dengan rincian Rp 6,6 triliun pada tahap I; Rp 1,2 triliun pada tahap II; dan Rp 3 triliun pada tahap III. Kapasitas penumpang bandara untuk Tahap I mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun, tahap II 4,5 juta penumpang per tahun dan tahap III 10 juta penumpang per tahun.
Bandara ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2023. Bandara diproyeksikan mampu melayani pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) sejenis Boeing 777-300ER.
(hal/zlf)