Proyeknya Tersendat, Bandara Bali Utara Pernah Ditinggal Investor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Jan 2023 16:59 WIB
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta -

Proyek Bandara Internasional Bali Utara mandek bertahun-tahun, sampai saat ini bandara tersebut sama sekali belum melakukan pembangunan sedikitpun. Terakhir, proyek tersebut malah diamuk oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Megawati menilai bandara ini tidak akan berkontribusi banyak kepada masyarakat Bali. Pembangunannya juga dinilai akan membuat masyarakat jadi sumpek.

Menurut penjelasan Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, Bandara Bali Utara mandek pembangunannya karena belum mendapatkan izin penetapan lokasi alias penlok dari Kementerian Perhubungan. Padahal, pihaknya mengklaim izin itu sudah diajukan sejak tahun 2017.

Bahkan, imbas izin penlok yang tak turun-turun, Erwanto mengatakan pihaknya sempat ditinggal oleh investor Kanada. Meskipun kini sudah ada pihak China yang digandeng sebagai investor dan kontraktor baru untuk bersiap membangun Bandara Bali Utara.

"Ini sudah ada investor mundur, dulu kan sama Kanada awalnya, mereka mundur karena terlalu lama. Mereka kelamaan dan membuat kami harus mencari lagi, dan kami dapatkan China ini. Dulu Kanada sama Kinesis," ujar Iwan saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Rabu (18/1/2023) kemarin.

Dalam catatan pemberitaan detikcom, di tahun 2018 perusahaan asing asal Kanada menjadi investor utama dari pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. Nama perusahaan itu adalah Kinesis Capital and Investment.

Kinesis kala itu bukan cuma menjadi investor utama, tapi juga menjadi airport konsultan dan membantu pembangunan bandara. Kala itu, Kinesis bakal menginvestasikan dana US$ 2 miliar atau kala itu besarnya sekitar Rp 27 triliun pada PT BIBU yang bakal membangun Bandara Bali Utara. Namun, pada akhirnya investor Kanada itu angkat kaki dari proyek Bandara Bali Utara.

Baru lah di pertengahan 2020, PT BIBU meneken kesepakatan dengan China Construction First Group Corp Ltd (CCFG) sebagai investor dan juga kontraktor Bandara Bali Utara. Perusahaan itu merupakan anak perusahaan BUMN China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC). CCFG akan membiayai pendanaan pembangunan Bandara Bali Utara dengan skema turn key.

"Ini merupakan penguatan komitmen kerja sama kedua belah pihak dan sekaligus memperbaharui Nota Kesepahaman yang pernah kami tandatangani bersama pada 7 Agustus 2020 lalu," kata Iwan dalam keterangan resminya yang ditulis detikcom pada Minggu (2/1/2022) silam.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(hal/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork