Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengatakan total pembiayaan proyek melalui SBSN pada periode 2013-2023 sebesar Rp 209,82 triliun. Jumlah tersebut meliputi 5.126 proyek di 34 provinsi.
"SBSN proyek ini merupakan penerbitan SBSN yang di-earmark atau langsung digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di mana pembiayaan proyek SBSN ini terus meningkat dari waktu ke waktu," kata Suminto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (7/2/2023).
Khusus 2022, Suminto menjelaskan total alokasi SBSN sebanyak Rp 29,54 triliun untuk 880 proyek atau Rp 32,78 triliun untuk 1.028 proyek jika termasuk luncuran proyek atau lanjutan dari 2021. Realisasi penyerapannya mencapai 87,82% per 31 Desember 2022.
"Kinerja penyerapan SBSN ini cukup baik, murni anggaran 2022 realisasinya 97,11%, namun dengan memperhitungkan termasuk yang luncuran 2021 itu 87,82%," tutur Suminto.
Berdasarkan bahan paparannya, alokasi proyek SBSN terus meningkat dari posisi 2013 senilai Rp 800 miliar lalu melonjak sampai 2019 sebesar Rp 28,43 triliun. Kemudian pada posisi 2023 pagunya dialokasikan menjadi Rp 34,44 triliun.
Proyek-proyek yang mendapatkan kucuran dana dari hasil penerbitan utang dalam bentuk SBSN pada 2022 terdiri dari proyek penyangga Ibu Kota Negara (IKN), seperti Bandara APT Pranoto dan Fender Jembatan Pulau Balang.
Selain itu Jembatan Udara Papua di 3 Bandara, Jalur Kereta Api Parepare - Makassar, Double Track Kereta Api Selatan Jawa, serta Science Techno Park alias Taman Sains dan Teknologi di beberapa kampus seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), serta Universitas Indonesia (UI).
Simak juga Video: Pembangunan IKN Terus Dikebut, Begini Progresnya!
(aid/dna)