Survei Harga Properti Residensial yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) mencatat masyarakat masih memilih fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dalam pembelian.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan pangsa pasar masyarakat yang membeli rumah secara KPR sebesar 75,03%. Kemudian diikuti tunai bertahap dan 18,22% dan secara tunai 6,76%.
Pada kuartal IV 2022, pertumbuhan total nilai kredit KPR dan KPA secara triwulanan tercatat sebesar 7,79% (yoy), sedikit meningkat dibanding 7,73% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara itu, penyaluran KPR dan KPA secara triwulanan tercatat sebesar 2,77% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,27% (yoy)," kata dia dikutip dari SHPR, Jumat (17/2/2023).
Sementara itu, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada kuartal IV 2022 tercatat sebesar Rp 8,033 triliun atau meningkat 250,93% (yoy), kembali tumbuh positif dari terkontraksi sebesar -10,02% pada triwulan sebelumnya.
Dari sisi pembangunan pada kuartal IV 2022, pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama pembangunan properti residensial oleh pengembang. Hal ini terindikasi dari hasil survei yang menunjukkan 72,51% total kebutuhan modal pembangunan bersumber dari dana internal.
"Sumber alternatif pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang untuk pembelian rumah oleh konsumen mayoritas dari KPR," jelas dia.
Pembangunan rumah primer antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing sebesar 16,90% dan 7,39% dari total modal.
Berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan (39,24%) diikuti modal disetor (56,75%).
Simak juga Video 'Dear Pengabdi KPR Enggak Salah Loh Sewa Rumah Dulu':