Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut inovasi pembiayaan menjadi kunci dari percepatan pembangunan infrastruktur di tanah air, terutama jalan tol. Basuki mengatakan, inovasi pembiayaan tidak dapat terwujud tanpa adanya kerja sama dari seluruh pihak terkait, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Adapun bentuk dari inovasi tersebut beraneka ragam, mulai dari Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) hingga penggunaan dana talangan untuk pembebasan lahan.
"Ini kita merayu penyedia jasa atau pemrakarsa untuk bisa mengadakan tanah dengan dana talangan. Ini inovatif, belum pernah dilaksakana sebelumnya. Jadi lebih cepat (pembangunannya)," kata Basuki dalam sesi diskusi di acara Innovative Financing in Unity secara daring, Rabu (3/1/2023).
Nantinya dana talangan tersebut akan diganti oleh Kementerian Keuangan lewat Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Basuki mengatakan, skema ini membuat pembangunan menjadi lebih cepat dieksekusi.
Hanya saja, pengembalian dana talangannya terbilang cukup lama. Ia pun mengungkapkan hal ini langsung di hadapan Sri Mulyani.
"Nanti digantikan oleh Bu Menteri Keuangan melalui LMAN. Walaupun waktunya lama. Kan bangunnya cepet, ganti duitnya lama," kata Basuki.
Mendengar hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang turut hadir di sana langsung merespons Basuki, hingga mengundang tawa dari para hadirin, termasuk Basuki.
"Kayaknya nggak lama-lama banget," sela Sri Mulyani, diiringi tawa hadirin.
Basuki pun melanjutkan penjelasannya. Tanpa adanya inovasi pembiayaan berupa dana talangan ini, menurutnya Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 1.830 km tidak akan bisa terselesaikan pada 2019 silam.
"Kalau tanpa itu pasti tidak akan. Termasuk KPBU-nya. Itu pertama dana talangan pembebasan lahan. Itu innovatif financing pertama yang sangat dirasakan. Dan itu nggak akan terjadi kalau nggak ada izin Bu Menteri Keuangan," imbuhnya.
Inovasi selanjutnya yaitu melalui cross subsidy lelang. Basuki mengatakan, pihaknya menerapkannya lewat pelelangan proyek sejumlah ruas tol. Investor yang mampu membangun jalan tol yang dilelangkan itu paling panjang, maka dialah yang akan mendapatkan proyek tersebut. Salah satu pengaplikasiannya dilakukan pada proyek Tol Trans Sumatera.
Kemudian yang ketiga ialah KPBU berupa available payment yang terus dikawal PT PII. Skema tersebut tidak hanya untuk pembangunan baru, tetapi sampai pada pemeliharan jalan. Adapun skema ini diterapkan untuk pemeliharaan beberapa jalan yang sudah dibiayai KPPU, antara lain jalan lintas timur Sumatera di Riau dan di Sumatera Selatan.
(hns/hns)