Proyek LRT Bali Ditaksir Telan Biaya Rp 10 T, Perlu atau Tidak?

Proyek LRT Bali Ditaksir Telan Biaya Rp 10 T, Perlu atau Tidak?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 13 Mei 2023 10:30 WIB
Infografis Korea Incar Proyek
Ilustrasi proyek LRT di Bali.Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo


Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengungkapkan saat ini pulau Bali memang membutuhkan transportasi umum. Secara spesifik, menurutnya transportasi berbasis rel dengan sarana kereta yang bisa mengangkut banyak orang jadi solusinya.

Dia bilang jalan raya di Bali sudah terlalu macet, khususnya untuk wilayah ramai macam Denpasar. Maka dari itu, LRT bisa jadi solusi untuk memperbanyak angkutan umum di Bali.

"Di Bali menurut saya memang sangat perlu moda transportasi umum, khususnya yang berbasis rel. Saat ini saja jalan raya di Bali sudah sering macet, khususnya akses ke Denpasar. Bila suatu komunitas kawasan itu populasinya telah mencapai 5 juta penduduk memang selayaknya memerlukan transportasi berbasis rel, baik KA, MRT, atau LRT," ujar Deddy ketika dihubungi detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, nyatanya membangun LRT di Pulau Bali tidak sepenuhnya mudah. Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan biaya yang besar hingga ancaman mangkrak menjadi beberapa hambatan untuk membangun LRT di Bali.

Beberapa yang harus diperhatikan adalah kelayakan finansial, sumber pembiayaannya, ketersediaan lahan, hingga dampak lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Pembangunan LRT memerlukan kajian yang panjang dan mendalam. Terutama dari kelayakan finansial, ketersediaan lahan, pembiayaan, analisa dampak lingkungan dan dampak lalu lintas dan lainnya," ungkap Aditya kepada detikcom.

Potensi mangkrak juga disebutkan Aditya sebagai hambatan pembangunan LRT. Pasalnya, masa kontruksi LRT tidak sebentar dan biayanya juga bisa membengkak.

"Masalahnya, masa konstruksinya juga sangat panjang dan sering terkendala pembiayaan dan pengadaan lahan," sebut Aditya.


(hal/hns)

Hide Ads