PT Brantas Abipraya (Persero) mengebut proyek Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Saat ini, progres Bendungan Keureuto mencapai 74,77% yang nantinya akan difungsikan untuk menampung air dari Sungai Krueng Keureuto.
"Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik, jadi nantinya bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara," ujar Direktur Operasi I Brantas Abipraya Muhammad Toha Fauzi dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
Selain itu, kata dia, Bendungan Keureuto juga akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektare. Karena itu, Toha berharap keberadaan Bendungan Keureuto bisa membantu memasok kebutuhan air bagi masyarakat sekitar, mengingat bendungan ini mampu menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik.
"Di samping itu Abipraya yang merupakan BUMN Karya champion di infrastruktur air khususnya bendungan juga membangun fasilitas yang menjadi nilai tambah Keureuto. Bendungan yang bakal menjadi bendungan terbesar di Sumatera ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW. Diharapkan dengan adanya bendungan ini dapat turut menyokong produktivitas irigasi di Aceh Utara dan sekitar," jelasnya.
Di samping proyek Bendungan Keureuto, Brantas Abipraya juga sedang mengerjakan beberapa proyek bendungan dan irigasi yang termasuk dalam PSN, yang lokasinya tersebar di Tanah Air, di antaranya Bendungan Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di IKN, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah, Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Jragung di Jawa Tengah dan beberapa pekerjaan infrastruktur sumber daya air (SDA).
Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, kata dia, kehadiran infrastruktur sumber daya air diharapkan dapat menjadi solusi tantangan climate change. Seperti diketahui perubahan iklim yang terjadi menyebabkan kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.
Tak hanya membuat bendungan-bendungan dengan infrastruktur yang unggul, lewat anak usahanya yaitu Brantas Energi, Brantas Abipraya turut mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, ini pun merupakan komitmen Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat," tutup Toha.
(anl/ega)