Bandara Kemayoran, Jakarta Utara, merupakan salah satu saksi bisu selama bertahun-tahun atas peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Sebab kawasan ini merupakan bandara pertama di Tanah Air yang sempat dikuasai Belanda, Jepang, hingga sekutu pada awal masa-masa perjuangan kemerdekaan.
Sayangnya saat ini kondisi bangunan bekas Bandara Kemayoran ini sudah sangat mengenaskan dengan bangunan-bangunannya yang dibiarkan tak terurus hingga sekarang.
Berdasarkan situs Pusat Pengelola Komplek (PPK) Kemayoran,pada awalnya landasan Bandara Kemayoran ini mulai dibangun tahun 1934 oleh pemerintah kolonial Belanda. Bandara sendiri mulai diresmikan dan beroperasi pada 8 Juli 1940 sebagai lapangan terbang internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu kawasan bandara masih dikelola pemerintah Belanda melalui Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappy (KNILM). Saat itu bandara ini banyak melayani pesawat-pesawat tipe DouglasDC-3 milik KNILM.
Bandara Kemayoran juga menjadi bandara pertama tempat diadakannya airshow pertama di Asia. Kala itu airshow pertama ini diselenggarakan bertepatan dengan hari ulang tahun Raja Belanda, 31 Agustus 1940.
Kemudian saat perang Asia Pasifik berkecamuk, Bandara Kemayoran tak luput dari serangan pesawat-pesawat terbang Jepang. Menjadi saksi bisu awal penjajahan Negeri Sakura di tanah Nusantara.
Saat Jepang berkuasa (1942-1945), pesawat-pesawat buatan Jepang mengisi Kemayoran. Pesawat pertama yang mendarat ialah pesawat tempur Mitsubishi A6M2 Zeke, lebih dikenal dengan nama Navy-0 atau Zero.
Setelah Jepang menyerah, giliran pesawat-pesawat Sekutu yang datang ke Kemayoran, seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell, dan P-51 Mustang.Selain itu berdatangan pula pesawat-pesawat lain, diantaranya DC-4/C-54 Skymaster, DC-6, Boeing 377 Stratocruiser, dan Lockheed Constelation.
Bandara Setelah Indonesia Merdeka
Setelah masa perjuangan kemerdekaan, Bandara Kemayoran menjadi saksi bisu berdirinya penerbangan komersil pertama di Indonesia.Era penerbangan sipil modern tahun 1950-an ditandai dengan beroperasinya pesawat bermesin jet yang dikelola Garuda Indonesian Airways.
Saat itu bandara ini melayani berbagai penerbangan internasional di Indonesia. Bahkan berbagai Kepala Negara dunia juga pernah menginjakkan kakinya di Bandara Kemayoran saat even tingkat internasional seperti Konfrensi Asia Afrika pada era Soekarno.
Selain itu kesatuan bersenjata Indonesia, AURI (kini TNI AU), juga sempat memanfaatkan Bandara Kemayoran. Pada akhir tahun 50-an sampai awal 60-an berdatangan pesawat MiG-17, MiG-15 UTI, dan MiG-19 hingga pembom Ilyushin Il-28 milik pemerintah juga turut meramaikan bandara.
Kemudian memasuki tahun 70-an, bandara ini melayani pesawat jet badan lebar berteknologi canggih seperti B-747, L-1011, DC-10, dan Airbus. Bandara ini juga sempat digunakan sebagai tempat terbang dan mendaratnya angkutan jemaah haji.
Kesibukan bandara tahun 1970-an memaksa pemerintah membuka Halim Perdanakusuma sebagai bandara internasional pada 10 Januari 1974, sedang penerbangan domestik seluruhnya masih bertempat di Kemayoran.
Namun karena berbagai alasan, pada 31 Maret 1985 Bandara Kemayoran resmi ditutup oleh pemerintah. Kini, kawasan bekas Bandara Kemayoran berubah menjadi kompleks Pekan Raya Jakarta dan Kotabaru Kemayoran.
Kini bangunan yang dulunya digunakan untuk terminal dan ruang tunggu penumpang bandara masih berdiri walau nampak tidak terurus. Di bandara juga masih terdapat menara pengawas udara, yang menjadi sisa peninggalan kejayaan bandara dengan menara pengawas lalu-lintas udara pertama di Indonesia.
(fdl/fdl)