Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, besaran tersebut masih berupa usulan. Hingga saat ini, tarif KCJB masih terus dibahas bersama Kementerian Perhubungan, LRT Jabodebek, dan PT Kereta Cepat Indonesia (Persero) atau KAI.
"Kita sih mengusulkan Rp 300 ribu. Sudah dengan feeder (dari Stasiun Padalarang ke Bandung), LRT (ke Stasiun LRT Halim). Tapi kan masih kita diskusikan dengan KAI dan LRT," katanya, saat ditemui di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023).
Sementara untuk tarif keretanya sendiri tanpa feeder dan LRT, KCIC mengusulkan besarannya Rp 250 ribu per penumpang untuk kelas premium ekonomi. Berbeda dengan tarif untuk kelas di atasnya yang akan terus mengalami penyesuaian.
"Soalnya kan first class dan business class kan pasti kita menggunakan dynamic pricing. Karena segmennya kan berbeda, segmented lah kalau itu," jelasnya.
Di sisi lain, Tarif KCJB sudah dipastikan tak akan mendapat subsidi tarif alias Public Service Obligation (PSO). Hal ini dipertegas oleh pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), usai menjajal kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu.
"Tidak ada subsidi," tegasnya, dalam konferensi pers di Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Kabupaten Bandung, hari ini.
Walaupun tanpa adanya subsidi berpotensi membuat harganya mahal, Jokowi menjamin tarif akan benar-benar diperhitungkan agar transportasi ini mampu membuat masyarakat tertarik menggunakannya.
"Itu dia. Semuanya kan ada kalkulasinya, semuanya ada hitung-hitungannya. Mestinya. Tapi apapun yang paling penting, kita ingin mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi massal, baik itu kereta cepat, MRT, LRT, bus," jelasnya.
Kalau menurut detikers sendiri bagaimana, setuju nggak kalau tarif kereta cepat dari Jakarta sampai ke Bandung Rp 300 ribu sudah all in? detikcom membuka polling sampai besok, Kamis (14/9) pukul 15.00 WIB. Jangan lupa sertakan alasan terkait polling yang dipilih ya!
Simak Video 'Jokowi Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Disubsidi!':
(shc/das)