Masalah Pengelolaan Sampah
Selain air minum, masalah pengelolaan sampah juga menjadi salah satu isu besar lainnya. Sama seperti air bersih, kerja sama intensif dengan pemerintah daerah sangat diperlukan mengingat pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berpusat di daerah.
"Berarti kita harus mendorong agar daerah tadi mengelola TPA-nya. Kalau TPA harus, misalnya seperti kemarau ini, temperaturnya tinggi, tolong disiram dengan air lindi. Pengelolaannya harus lebih baik kasih lah pada yang memahami. Kemudian harus ada pendanaannya, mengatur pemilahannya, dan lain-lain," ujarnya.
Diana mengatakan, pengelolaan kawasan perkotaan memiliki peran strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Mengingat besarnya kontribusi kota, masa depan banyak negara akan ditentukan oleh produktivitas wilayah perkotaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air minum, sanitasi, hingga pengelolaan sampah tak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat perkotaan. Infrastruktur pun berperan sangat penting dalam menyelesaikan masalah-masalah di atas. Menurut Diana, tata kelola kolaboratif perlu diusung dalam berbagai penyediaan infrastruktur serta memastikan keberlanjutan pemanfaatannya.
"Kota adalah mesin yang menciptakan nilai yang mendorong pemulihan ekonomi. Agar pertumbuhan dan pemulihan ekonomi ini dapat berkelanjutan, kita memerlukan kota-kota yang dapat menyerap, memulihkan, dan bersiap menghadapi guncangan ekonomi di masa depan," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, konferensi pers ini diselenggarakan untuk memperingati urban October dilaksanakan setiap tahun, dimulai dengan Hari Habitat Dunia pada 2 Oktober, dan diakhiri dengan Hari Kota Dunia pada tanggal 31 Oktober. Peringatan ini menunjukkan keterlibatan dan komitmen Indonesia dalam mewujudkan permukiman dan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan.
Rangkaian acara disiapkan menyesuaikan dengan tema global 'Resilient urban economies: cities as drivers of growth and recovery; Financing a sustainable urban future for all' dan Tema Nasional 'Ekonomi Perkotaan yang Tangguh menuju Permukiman Berkelanjutan untuk Semua'.
Selain itu, Ditjen Cipta Karya juga membuka Pameran Suatu Hari yang Baik 2045 yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum, gratis, dan berlangsung mulai dari tanggal 3-18 Oktober nanti. Pameran ini memuat tentang pembelajaran perkembangan perkotaan dan potret kota-kota dan permukiman di Indonesia 100 tahun setelah Indonesia merdeka.
(shc/ara)