LRT Jakarta telah beroperasi sejak tahun 2019, namun hingga kini moda transportasi itu disebut-sebut masih sepi penumpang. Namun, PT Jakarta Propertindo (JakPro) sebagai induk usaha operator LRT Jakarta menampik hal tersebut.
Dirut JakPro, Iwan Takwin menyatakan LRT Jakarta sejauh ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Bukti nyatanya, target penumpang harian dari Dishub DKI Jakarta pun berhasil dilampaui.
Iwan memaparkan sejauh ini Dishub menargetkan LRT Jakarta harus mampu mengangkut penumpang rata-rata 2.600 penumpang per hari, namun kini Iwan mengklaim rata-rata penumpang harian saat ini sudah mencapai 2.800 penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, target ini berhasil dicapai JakPro di tengah pendeknya layanan yang dioperasikan LRT Jakarta. Memang sejauh ini jalur LRT Jakarta hanya memiliki jalur sepanjang 5,8 km dengan jumlah 6 stasiun yang membentang dari Stasiun Pegangsaan Dua di Kepala Gading hingga Stasiun Velodrome di Rawamangun.
"Target dari Dishub saja, dari 2.600 sekian, kami bisa capai 2.800 sekian. Ini kan ibaratnya kan bisa dipikir begini, segitu aja kita bisa achieve. Bagaimana kalau jalur kita panjang, jangkauan kita besar," beber Iwan dalam sesi wawancara khusus bersama detikcom di kantornya, Thamrin City, Jakarta Pusat.
Jika bicara grafik penumpang, Iwan bilang sudah ada pola perjalanan terstruktur yang dilakukan masyarakat pada LRT Jakarta. Di mana penumpang LRT Jakarta loyal menggunakan kereta di saat jam-jam sibuk.
"Malah itu per harinya sudah membentuk suatu bentuk mobility commuter, jadi itu kalau lihat gambarnya seperti pelana kuda. Pagi dia naik, begitu di atas jam 9-10 dia turun dan konstan, kemudian sore naik lagi. Jadi kan itu indikasi kalau orang gunakan LRT kita ini rutin untuk kegiatan misalnya berangkat ke sekolah atau bekerja ke kantor," papar Iwan.
Menurut Iwan masalah utama LRT Jakarta adalah jangkauan jalur yang sempit dan kurang luas. Dia yakin bila jangkauan LRT Jakarta makin besar, maka penumpang juga akan makin banyak.
"Jadi gini kalau kita bicara railway, yang menentukan kalau kita bicara farebox itu kan jangkauannya, pelayanannya, jaringannya. Semakin luas pelayanan, semakin besar jaringannya, tentunya itu juga dari sisi operasional bisa ditutup gitu ya karena mereka bisa menarik penumpang lebih banyak dan melayani masyarakat lebih luas, sehingga farebox lebih besar untuk menutupi operasional itu," sebut Iwan.
Kini proyek perluasan jaringan jalur LRT Jakarta sudah dimulai, groundbreaking jalur baru yang menghubungkan Velodrome menuju Manggarai baru saja dimulai groundbreaking pembangunannya beberapa waktu lalu. Tambahan jangkauan ini menurutnya dapat menjadi bangkitan penumpukan buat LRT Jakarta. Kajiannya menyebutkan dengan tersambungnya LRT Jakarta ke Manggarai ada potensi tambahan penumpang senilai 70-100 ribu penumpang per hari.
"Bisa dibayangkan kalau kajian ridership-nya aja bisa 70-100 ribu per hari itu kan ibaratnya kita bisa bawa orang utara dan timur itu ke tengah sebanyak itu, dan Manggarai ini mereka yang di situ seperti KCI, kereta bandara ini juga mendapatkan potensi tambahan penumpang, begitu juga sebaliknya," ujar Iwan.