Bos KAI Buka Suara soal Wacana Stasiun Kereta Cepat Baru Kopo, Setuju?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 28 Des 2023 13:15 WIB
Foto: Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo (Dwi-detikcom)
Jakarta -

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo buka suara soal wacana pembuatan stasiun baru Kereta Cepat Whoosh di Kopo, Kota Bandung. Wacana ini muncul karena Kopo dinilai lebih dekat ke pusat Kota Bandung.

Menurut Didiek sejauh ini rencana stasiun di Kopo baru wacana. Belum ada kajian mendalam dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN selaku instansi teknis yang mengurus Kereta Cepat Whoosh.

"Kita tunggu aja, ini kan baru isu dari pak KSP ya. Kementerian Perhubungan dan BUMN kan belum respons. Kita tunggu kajian bapak bapak di atas dulu," sebut Didiek ditemui di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2023).

Ketika ditanya pandangannya soal wacana ini, Didiek tak menjawab tegas apakah dia setuju atau tidak. Yang jelas menurutnya untuk ukuran kereta secepat Whoosh sebaiknya penataan stasiun tak terlalu berdekatan.

Hal ini dilakukan agar kecepatan kereta yang mencapai 350 kilometer per jam bisa terjaga dengan baik. Dia menyatakan Kereta Cepat Whoosh jangan sampai disamakan dengan KRL Jabodetabek yang berhenti setiap 2 kilometer sekali, KRL menurutnya memiliki kecepatan yang jauh lebih lambat dibandingkan Kereta Cepat.

"Sekarang begini ya, kecepatan kereta api cepat itu kan 350 km per jam, untuk capai kecepatan itu butuh jarak yang optimal. Silakan nanti ditata kelola dengan governance ya. Tapi, supaya kereta itu beroperasi cepat, stasiun itu kalau bisa jaraknya jangan terlalu dekat," papar Didiek.

"Kan beda sama KRL, 2 kilo berhenti, 2 kilo berhenti kan kecepatannya 80 km per jam aja," lanjutnya.

Malah menurutnya lebih baik dari Jakarta sampai Padalarang tidak ada lagi pemberhentian stasiun agar kecepatan Whoosh optimal. Sejauh ini sebenarnya ada Stasiun Karawang di lajur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, namun stasiun itu belum beroperasi.

"Tapi kalau 350 km per jam butuh jaraknya panjang, misalnya Jakarta ke Bandung Padalarang 100 km, kalau berhenti di Karawang 350 nggak tercapai, value kereta cepatnya ngga akan didapat," sebut Didiek.

Simak juga Video 'Viral Percikan Api di KRL Stasiun Bojonggede, KAI Commuter Buka Suara':






(hal/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork