Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden nomor urut 1 berencana membangun 40 kota baru selevel Jakarta jika terpilih menjadi wakil presiden nanti. Apabila misi tersebut terwujud, berapa biaya yang dibutuhkan dan dari mana anggarannya?
Juru Bicara Tim Pemenangan Anies-Cak Imin (Timnas AMIN) Surya Tjandra mengatakan sebagai langkah awal Cak Imin akan membangun 14 kota menengah yang sesuai rekomendasi dari Bank Dunia. Kota-kota potensial ini cukup dibangun dengan anggaran pemerintah pusat dan swasta. Misalnya, kota Pontianak yang mendapat anggaran dari pusat lebih dari Rp 1 triliun lebih.
Apabila kota tersebut mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 3 triliun ditambah dengan dana dari swasta, Surya optimistis Pontianak dapat berkembang menjadi lebih besar.
"Cak Imin mencontohkan, Pontianak yang mendapat anggaran dari pusat Rp 1 triliun lebih, kalau kita beri Rp 3 triliun yang dikombinasi dengan dana swasta, dia bisa berkembang menjadi besar," kata Surya kepada detikcom, Kamis (28/12/2023).
Lebih lanjut, dia memperkirakan sekitar Rp 170-220 triliun membangun 14 kota tersebut dalam lima tahun ke depan. Dia mengatakan investor swasta akan masuk dalam pembangun tersebut karena kota-kota di atas sudah mempunyai potensinya masing-masing.
"Untuk 14 kota Bank Dunia di tahun estimasi Rp 170 triliun, dengan inflasi mungkin sekarang sekitar Rp 220 triliun yang bisa segera dilaksanakan dalam lima tahun," jelasnya.
Untuk menggaet investasi swasta, misi ini akan menonjolkan keunggulan dan ciri khas masing-masing kota. Dia bilang, kalau di kampung ada istilah kampung tematik. Hal yang sama juga bisa dibuat di perkotaan.
"Dalam skala mikro ini bisa diperiksa sudah dilakukan di Kampung Aquarium, Kampung Bayam dan Bukit Duri di Jakarta oleh Anies saat menjabat jadi Gubernur. Banyak pelajaran bisa diambil ketika nanti ingin melakukan di tingkat nasional," imbuhnya.
Dia menjelaskan salah satu yang akan dibangun nanti, yakni dari segi infrastruktur fisiknya, seperti pembangunan jalan hingga sistem transportasi. Tak hanya itu, pihaknya juga ingin melibatkan rakyat dalam proses pembangunannya.
Hal ini dikarenakan pada pembangunan proyek sebelum-sebelumnya lebih banyak berfokus pada pendapatan negara dan komoditas. Hal ini dapat dilihat dari daerah-daerah yang terdapat proyek mempunyai sumber daya alam yang kaya.
Sebab itu, pihaknya ingin menghadirkan keseimbangan baru dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan pembangunan, penetapan, hingga eksekusi lokasi.
"Pemerintah Pusat sejauh ini hanya tertarik pada daerah kaya sumber alam karena niatnya cari pendapatan negara. Silakan saja periksa di mana saja PSN (Proyek Strategis Nasional) dilaksanakan, banyak fokus ke komoditas bukan komunitas. AMIN ingin keseimbangan baru terkait hal ini mulai dari perencanaan, penetapan lokasi, hingga eksekusi, sebisa mungkin partisipatif, rakyat dilibatkan di semua prosesnya," jelasnya.
Ekonom menyebut dibutuhkan dana besar. Klik halaman selanjutnya:
(kil/kil)