Tanggul Laut Raksasa Dibangun, Menteri KP Ingatkan Tak Boleh Rusak Lingkungan!

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 10 Jan 2024 14:03 WIB
Menteri KP - Foto: Dok. KKP
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berpesan kepada Kementerian PUPR agar pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di wilayah Pantura Jawa dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologi. Hal itu tidak boleh dikesampingkan agar pemanfaatannya betul-betul dirasakan.

"Ketika pembangunan Giant Sea Wall tidak diberikan kanal-kanal, ya tinggal tunggu waktu pasti akan ada kehancuran juga. Artinya pesan yang ingin saya sampaikan adalah membangun Giant Sea Wall harus betul diperhatikan aspek ekologi," kata Trenggono dalam Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Giant Sea Wall di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Trenggono mencontohkan pembangunan Giant Sea Wall di Jalan Tol Semarang-Demak. Menurutnya, pembangunan itu tidak boleh ditutup semua dan harus tetap memberikan ruang laut untuk tanaman hidup seperti mangrove.

"Laut itu harus ada kanal yang masuk dan kemudian di pesisir harus tetap dibiarkan mangrove-nya hidup. Karena di situ ada yang namanya ekosistem yang memberi kehidupan kita. Pertama adalah lumpur timbul tenggelam atau tanah timbul atau sedimentasi, di situ harus hidup mangrove. Lalu kemudian dia juga akan berinteraksi dengan yang namanya seagrass atau padang lamun dan terus berinteraksi dengan koral," beber Trenggono.

"Ini satu subsistem yang jadi satu infrastruktur atau satu ekosistem yang nggak boleh diputus atau dipisah," tambahnya.

Trenggono membeberkan tantangan sektor kelautan dan perikanan di pantai utara Jawa. Tantangan tersebut yakni adanya rata-rata penurunan muka tanah di Pantura sebanyak 1-20 cm/tahun dan banjir pesisir setinggi 5-200 cm.

"Sebenarnya dari semua ini kita lupa bahwa kita selama ini tidak pernah menjaga yang namanya ekologi. Ekologinya agak sedikit diabaikan karena ngurusin ekologi adalah sesuatu yang nggak ada apa-apanya, tetapi itu sangat penting sebetulnya untuk kepentingan ekonomi," imbuhnya.

Padahal terdapat peluang yang bisa dikembangkan di Pantai Utara Jawa. Berdasarkan data KKP, terdapat 200 ribu nelayan dan pembudidaya ikan dengan produksi perikanan mencapai 2,3 juta ton senilai Rp 45 triliun.

Simak juga Video 'Penampakan Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta':






(aid/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork